iklan
"Jambi ini tempat lewat sebenarnya bukan tempat tujuan. Tapi kalau dilihat juga dari prevalensi cukup tinggi juga, sehingga semua strategi harus kita lakukan. Salah satu strategi BNN dalam upaya pemberantasan narkotika, yang kita lakukan soft power approach, pencegahan dini penyalahgunaan narkotika. Tidak cukup bila hanya mengandalkan pemberantasan jaringan. Jadi, kita bukan hanya mau menghukum saja, tapi bagaimana kita menyelamatkan generasi muda ini," jelasnya.

Lebih lanjut, Jenderal polisi bintang tiga ini jelaskan bahwa upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkotika ini memerlukan dukungan bersama jajaran pemerintah dan lembaga kementerian, untuk menurunkan prevalensi narkotika di wilayah masing-masing.

"Jambi tahun 2019 prevalensi (peredaran narkotika) nomor 4 tertinggi di Indonesia. Sekarang turun jadi menjadi nomor 26. Dan ini berkurang dari sebelumnya di atas 50 persen. Disini kita melihat bagaimana masalah narkotika masih banyak dibandingkan tindak pidana lainnya. Sehingga saya mencanangkan bagaimana kita menekan, melakukan upaya pencegahan, memberdayakan masyarakat dan rehabilitas,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Walikota Fasha ucapkan selamat kepada jajaran BNN Provinsi Jambi yang telah menempati kantor yang baru. Dirinya berharap, dengan adanya gedung baru yang megah, semangat jajaran BNN akan semakin meningkat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba di Jambi.

"Terkait dengan penghargaan P4GN ini, kami apresiasi dan ucapan terima kasih. Pemerintah Kota Jambi dan juga dibantu stakeholder yang lain, bersama-sama untuk menciptakan kelurahan-kelurahan bersinar atau bersih dari narkoba. Perlu diketahui pula, di Indonesia ini salah satu daerah yang mempelopori Duta Anti Narkoba ini adalah Kota Jambi," ujar Fasha seusai menerima penghargaan.

Menurut Fasha, dengan adanya pembentukan duta-duta anti narkoba dari anak-anak Pramuka SMP, SMA, maupun anak-anak SD, akan memudahkan upaya pencegahan dini narkoba dikalangan generasi muda.


Berita Terkait



add images