iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Kesibukannya dalam berbagai aktivitas sebagai seorang mahasiswa yang sedang mengeyam pendidikan di bangku perkuliahan, tak membuat surut semangat Mohd. Adrizal untuk terus berkarya melalui tulisannya yang diterbitkan menjadi sebuah buku.

Kata-kata muda, berbakat, disiplin dan kreatif tampaknya memang pantas dinobatkankan untuk Mohd. Adrizal, penulis muda asal Provinsi Jambi, tepatnya di Kabupaten Kerinci, Desa Koto Tuo Ujung Pasir.

Pria yang akrab disapa Izal ini, memang sudah membiasakan dirinya untuk menyukai dan menggemari dunia membaca dan menulis sejak Ia baru berumur 12 tahun. Hal itu selalu ia tekuni dalam mempertajam potensi dirinya sebelum Dia menerbit sederet karya.

Mohd. Adrizal, pria kelahiran Kabupaten Kerinci, 17 September 1994, merupakan anak pertama dari pasangan Mahmud dan Umi Khairi. Ia menyelesaikan studi di SD No.105/III Ujung Pasir, SMPN 27 Kerinci, SMAN 11 Kerinci dan Sarjana S1 di Universitas Jambi.

Saat ini, Ia telah menyelesaikan studi lanjutannya di Pasca Sarjana (S2) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Tak tanggung-tanggung, Adrizal berhasil sebagai mahasiswa pasca sarjana terbaik dengan meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4.0 alias Summa Cumlaude.

Mohd. Adrizal mengawali karier menulisnya sejak bergabung dengan komunitas Forum Lingkar Pena pada tahun 2014. Dimana dalam komunitas ini selalu melakukan pelatihan menulis baik itu secara local maupun nasional.

Di sana Ia banyak belajar dari penulis-penulis nasional tentang bagaimana menerbitkan sebuah buku. Akhirnya dengan keterbatasan ilmu menulisnya, dirinya mencoba menuangkan ide untuk buku pertamanya dan diterbitkan oleh penerbit.

Hal ini mendorongnya untuk selalu berkarya, setiap tahunnya Ia terpacu untuk selalu menuangkan gagasannya melalui tulisan agar dapat bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya. Sekkalipun disiplin ilmu yang Ia tekuni adalah di bidang olahraga.

"Berkat kegemaran Saya yang sudah ada sejak berumur belasan tahun itulah yang mampu membuat Saya termotivasi untuk lebih mendalami bakat terpendam sebagai seorang penulis buku," kata Adrizal, Alumni Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Jambi.

Tak tanggung-tanggung, sejak menekuni aktivitas sebagai penulis di usia yang relatif muda tersebut, Adrizal sudah menghasilkan karyanya lewat buku sebanyak delapan buku dengan berbagai tema yang berhasil diterbitkan.

"Membaca dan menulis telah menjadi bagian hidup Saya. Kebiasan ini yang terus Saya jaga untuk mengahasilkan berbagai karya lewat tulisan di usia muda," bebernya.

Sejumlah karya bukunya yang terlah diterbitkan itu yakni Menjadi Pemimpin Bukan Pemimpi (2014, Salim Media Indonesia), The Secret Of a Young Success (2015, Salim Media Indonesia), Antologi cerpen Musyawaraah Sandal (2016, Salim Media Indonesia), Kontibutor antologi Senandung Cinta Untuk Hanny (2016, FAM Publishing), Antologi puisi DIA! (2017, Ellunar Publishing), Ranting Hati (2018, McM Publishing), Cinta di Bait Doa (2018, Elexmedia Computindo), Benang Waktu (2019, Bitread).

"Saat ini Saya sedang menyelesaikan buku kesembilan Saya. Insya Allah pertengahan bulan ini buku tersebut akan bisa diterbitkan lagi," katanya.

Ia juga bercerita, pada saat menduduki bangku perkuliahan di Universitas Jambi (Unja), sosok Adrizal memang mudah bergaul dengan semua kalangan. Bahkan, sebagai aktivis kampus, dirinya sudah pernah menduduki sejumlah jabatan di kampus pinang masak di masa perkuliahannya.

Ia pernah menjabat sebagai Gubernur BEM Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Jambi masa bakti 2014-2015. Tak hanya itu, dirinya juga dipercaya sebagai Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah Jambi 2014-2016, saat ini ia diamanahkan sebagai Wakil Ketua KMP Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Berbagai prestasi yang luar biasa juga pernah ditorehkannya saat menjadi mahasiswa, yakni dinobatkan sebagai Duta Inspiring Lenovo Indonesia Jambi, bahkan dianugerahi Penulis Terpuji Pena Award FLP Nasional 2017.

Disela-sela kesibukannya dengan aktivitas pendidikan di perkuliahan, ia manfaatkan waktu luang untuk menyakurkan hobinya sebagai seorang penulis. Menulis itu adalah istirahat baginya.

"Dengan menulis, saya merasa tidak ada waktunya yang terbuang begitu saja, semua waktu harus dimanfaatkan secara produktif, terlebih saat usia muda," tuturnya. (wan)


Berita Terkait



add images