iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA– Dampak kebakaran hutan dan lahan alias karhutla semakin meresahkan. Selain mengganggu kesehatan masyarakat, aktivitas transportasi tidak bisa berjalan normal.

Kemarin (15/9) empat bandar udara di Kalimantan ditutup karena jarak pandang yang terbatas. Antara lain, Bandara Kalimarau, Berau, dan Bandara APT Pranoto, Samarinda, Kaltim. Juga Bandara Juwata, Tarakan, Kaltara, dan Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin, Kalsel.

Kepala Bandara Kalimarau Bambang Hartato menjelaskan, penutupan bandara dilakukan setelah mendapat Notice to Airmen (notam) Nomor C8334/19 yang dikeluarkan oleh AirNav Indonesia. Isi notam itu menyebutkan perubahan jarak pandang bandara sehingga layanan penerbangan harus ditutup.

”Sampai hari ini (kemarin, Red) visibility 500 meter. Sementara standar instrument approach procedure, minimal jarak pandangnya 3.500 meter,” ungkapnya.

Awalnya, sejumlah maskapai menunggu kondisi cuaca membaik. Penerbangan beberapa maskapai seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, dan Xpress Air delayed. Namun, akhirnya diputuskan batal terbang. ”Kami sampaikan permohonan maaf kepada pengguna jasa transportasi udara. Kami berharap masyarakat bisa memaklumi kondisi ini,” tutur Bambang.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengimbau seluruh stakeholder penerbangan untuk tetap mengutamakan keselamatan pengguna jasa. Menurut Dirjen Perhubungan Udara Polana B. Pramesti, pihaknya selalu memantau dan terus berkoordinasi melalui kantor otoritas bandar udara (OBU) di Kalimantan dan Sumatera. ”Kami meminta operator penerbangan, terutama yang menutup pelayanan penerbangan ataupun delayed akibat karhutla, untuk sigap membantu mengomunikasikannya kepada para penumpang,” ujarnya.

Bukan hanya transportasi udara, atensi juga diberikan untuk transportasi laut. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub mengimbau nakhoda kapal untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman kabut asap yang dapat mengganggu keselamatan pelayaran.


Berita Terkait



add images