iklan
"Kesadaran dan perhatian publik sangat penting untuk dilibatkan dalam mencegah terjadinya krisis air di masa mendatang. Karena itu, sejalan dengan tema peringatan Hari Air Dunia tahun ini yaitu, Water for Peace (Air untuk Perdamaian), saya berharap momentum ini semakin menggerakkan kesadaran masyarakat, kepedulian kitasemua seluruh elemen masyarakat, pemerintah hingga swasta, untuk meningkatkan persatuan dan sinergisitas menjaga sumber air yang ada di sekitar kita,meningkatkan kerja sama di bidang air demi membangunkeharmonisan dan ketahanan menuju kemakmuran bersama," ujarnya.

Arief juga menjelaskan, berdasarkan data dari Statistik Air Bersih Provinsi Jambi 2022 yang diterbitkan BPS Provinsi Jambi pada Oktober 2023, sumber air baku yang paling banyak digunakan oleh perusahaan air bersih di Provinsi Jambi adalah air sungai dengan volume 72 juta meter kubik atau 96 persen dari total air baku. Penggunaan mata air, danau, dan air tanah sebagai sumber air baku masing-masing dengan total volume 1,7 juta meter kubik atau 2,33 persen; 0,94 juta meter kubik atau 1,25 persen dan 0,24 juta meter kubik atau 0,32 persen dari total air baku. Dari sisi cakupan wilayah, sebanyak 113 kecamatan dari total 143 kecamatan di Provinsi Jambi atau sekitar 79 persen yang mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM. 

"Selain itu, terdapat juga masyarakat di Provinsi Jambi yang menggunakan air sungai maupun air hujan untuk keperluan sehari-hari. Namun dengan perubahan iklim, perubahan lingkungan, rusaknya daerah aliran sungai (DAS), pencemaran air dan limbah serta struktur tanah rawa gambut di beberapa wilayah seperti Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat yang dipengaruhi pasang surut air sungai dan air laut, dapat semakin mempersulit masyarakat Provinsi Jambi untuk memperoleh akses air bersih," ungkapnya.

Pada bulan September tahun 2023 lalu, BPBD Provinsi Jambi mencatat delapan desa di Provinsi Jambi mengalami kekeringan atau krisis air karena musim kemarau. Kondisi tersebut harus menjadi perhatian bersama, agar air bukan sekadar digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari namun benar-benar dapat memenuhi peran pentingnya sebagai hak asasi manusia dan melekat pada setiap aspek kehidupan, yang dapat membawa perdamaian serta masa depan yang lebih stabil dan sejahtera.

"Besar harapan kita bersama melalui program penanaman pohon dan pembuatan lubang biopori ini dapat menjadi salah satu tindakan nyata untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Saya berharap gerakan penanaman pohon dan pembuatan lubang biopori yang dilaksanakan hari ini dapat dijaga dan dirawat, sekaligus menjadi pengingat kepada seluruh masyarakat untuk menjaga sumber air yang ada di sekitarnya dengan upaya sesederhana menjaga lingkungan sekitar tempat tinggalnya, sehingga sumber air yang ada dapat digunakan hingga generasi mendatang, serta memberi kebermanfaatan bagi kelangsungan dan penghidupan baik secara ekonomi, sosial, dan budaya seluruh masyarakat Provinsi Jambi secara berkelanjutan," pungkasnya. (aan)


Berita Terkait



add images