iklan Masjid Nurul Jalal di Desa Bangun Joyo menjadi salah satu bukti sejarah perkembangan Islam di Kabupetan Tebo.
Masjid Nurul Jalal di Desa Bangun Joyo menjadi salah satu bukti sejarah perkembangan Islam di Kabupetan Tebo. (MUNASDI/JE)

DIBANGUN sekitar Tahun 1925 Masehi, Masjid Nurul Jalal di Tebo menjadi salah satu bukti penyebaran islam pertama di bumi Seentak Galah Serengkuh Dayung.

MUNASDI AHMAD, Muaratebo

BERDIRI tepat di bantaran Sungai Batang Hari, masjid Nurul Jalal yang merupakan masjid tertua di Kabupaten Tebo, menyimpan banyak cerita sejarah peradaban Islan di Tebo.

Bahkan diperkirakan telah berdiri jauh sebelum kemerdekaan negara Republik Indonesia sekitar Tahun 1925 Masehi.

Walaupun demikian, masjid yang berada di Desa Mangun Jayo, Kecamatan Tebo Tengah tersebut masih tegak berdiri walaupun sudah banyak dinding maupun pucuk menara masjidnya sudah lapuk dimakan usia. Namun bentuk asli masjid tersebut yang hampir 90 persenya berbahan kayu masih masih tetap terjaga.

Berdinding papan kayu yang apik, ditambah jendela kayu yang masih awet membuat kita seperti kembali ke zaman dulu ketika memandang bangunan yang penuh sejarah tersebut. Apa lagi dengan kubah kayu yang berdiri tinggi seperti menara menambah nilai kuno dari bangunan yang berumur ratusan tahun itu.

Menurut keterangan salah satu tokoh masyarakat yang juga ulama tertua di Desa Mangun Jayo, Rozali (75), Masjid Nurul Jalal dibangun oleh KH. Zaharuddin Usman, seorang ulama besar asal Sumatra Utara pada masa penjajahan Belanda yang menyebarkan Islam di tanah Jambi khususnya di wilayah Kabupaten Tebo.

Tidak hanya mendirikam masjid, KH. Zaharuddin Usman juga mendirikna pondok-pondok kecil disekitar masjid sebagai tempat tinggal para pemuda yang ingin menuntut ilmu agama. Sehingga tidak sedikit ulama-ulama besar di Kabupaten Tebo lahir dari didikan KH Zaharuddin Usman.

"Beliau (KH. Zaharuddin Usman) juga mendirikan pondok-pondok kecil temoat orang mengaji agama, saat itu sayo masih sangat kecil dan sering bermain di sekitar masjid itu," ujar Imam Rozal.

Masjid yang didirkan KH Zaharuddin Usman tersebut, selain pernah direnovasi lantai dan atapnya, bentuk Masjid Nurul Jalal saat ini masih asli atau sama seperti dulu saat dibangun pertama kali. Baik itu dinding, jendela maupun tiangnya. Karena dibangun dari Kayu Sapat, sehingga bangunan tersebut tidak mudah lapuk dimakan usia.

"Dulu bentuknya seperti rumah panggunglah, kareno dibenahi, sehingga tiang panggungnya diturunkan dan dilantai semen, tapi selebihnya itu masih asli," katanya.

Walaupun masjid tersebut tidak lagi menggelar sholat berjamaah secara rutin karena sudah ada masjid yang baru, namun masih ada salah satu keturunan KH Zaharuddin Usman yang menggelar pengajian mingguan setiap hari Senin pagi khusus ibu-ibu di masjid tersebut.

"Kalau sholat berjamaah rutin tidak ada lagi, karena sudah ada masjid yang baru, tapi kalau di bulan puasa biasanya digunakan untuk sholat taraweh khusus ibu-ibu. Selain itu juga tiap hari Senin juga digunakan untuk pengajian rutin ibu-ibu," jelas Imam Rozali.

Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Mangun Jayo, Ihsan. Dirinya mengatakan bahwa untuk menghormati dan mengenang KH Zaharuddin Usman, Desa Mengun Jayo melarang warganya untuk membuat pesta di hari Senin karena dikhususkan untuk kegiatan pengajian di Masjid Nurul Jalal.

"Untuk menghormati KH Zaharuddin Usman maka masyarakat dilarang membuat pesta pada Hari Senin, karena dikhususkan untuk kegiatan pemgajian di Masjid Nurul Jalal," ujar Kades.

Terkait bentuk masjid yang masih asli, kata kades, hal tersebut memang keinginan masyarakat yang tidak ingin merubah bentuk masjid tersebut apa lagi meminta bantuan untuk merenovasinya. Karena masjid tersebut salah satu bukti sejarah islam pertama kali di Kabupaten Tebo.

"Itukan bukti sejarah, jadi banyak yang tidak ingin bentuknyo dirubah, apolagi meminta bantuan untuk merenovasinyo, banyak yang melarang, sebenarnya kemarin hampir ambruk akibat lonsor di pinggir sungai Batang Hari, namun setelah ada pembangunan turap dipinggirnyo, sehingha jadi kokoh kembali," tuntas Kades.  (bersambung)

 


Berita Terkait



add images