iklan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyebut Amerika Serikat tetap sebagai musuh terbesar meski berganti presiden (Reuters/KCNA)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyebut Amerika Serikat tetap sebagai musuh terbesar meski berganti presiden (Reuters/KCNA)

Belum ada komentar langsung dari Departemen Luar Negeri AS terkait pernyataan Kim. Seorang juru bicara kampanye Biden dikabarkan menolak untuk berkomentar.

Biden, yang merupakan wakil presiden di bawah Presiden Barack Obama, menyebut Kim sebagai “bajingan” selama kampanye pemilihan, dan pada 2019 Korea Utara menyebut Biden sebagai “anjing gila” yang perlu dipukuli sampai mati dengan tongkat.

Kim melakukan tiga pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Presiden Donald Trump. Keduanya berkorespondensi dalam serangkaian surat. Namun, upaya itu gagal mengarah pada kesepakatan denuklirisasi atau perubahan resmi dalam hubungan kedua negara.

Biden mengatakan bahwa dia hanya akan bertemu Kim dengan syarat bahwa Korea Utara akan setuju untuk menurunkan kapasitas nuklirnya. Bulan lalu Kurt Campbell, diplomat tertinggi AS untuk Asia Timur di bawah Obama dan dipandang sebagai salah satu kandidat untuk posisi kebijakan teratas Asia di bawah Biden, mengatakan pemerintah AS yang akan datang harus membuat keputusan awal tentang pendekatan apa yang akan diambil dengan Korea Utara dan tidak mengulangi penundaan era Obama.

Kim menyerukan lebih banyak penelitian dan pengembangan peralatan militer canggih, termasuk satelit mata-mata, senjata hipersonik, rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat, dan pesawat pengintai nirawak. Dia juga mengatakan penelitian mengenai kapal selam nuklir hampir selesai.


Berita Terkait



add images