JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Sosok Raden Mataher juga sangat lekat bagi masyarakat Muarojambi, dimana Beliau adalah salah seorang pejuang yang mendapat gelar khusus dari Kompeni, Ia diberi gelar sebagai Singo (Harimau) Kumpeh.
Pemberian gelar tersebut oleh kompeni karena dalam perjuangannya melawan Penjajah, Raden Mataher berhasil membakar Loji (Gudang) milik Belanda di Desa Jebus Kecamatan Kumpeh Muarojambi.
BACA JUGA: Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Raden Mattaher Pejuang Jambi Bergelar Singo Kumpeh
Dalan perjuangannya dalam membakar Loji tersebut, Raden Mataher dicari oleh Belanda di sepanjang aliran sungai Batanghari, dalam gerilyanya Raden Mataher selalu berpindah tempat persembunyian, karena susah ditemukan tersebut maka Ia digelari Singo Kumpe.
‘‘Perjuangan Raden Mataher di Muaro Jambi juga meninggalkan beberapa benda sejarah, dimana saat di Desa Muarojambi, Raden Mataher memiliki rumah singgah di desa tersebut,’‘ ujar Tokoh Masyarakat Desa Muarojambi Abdul Havis atau yang biasa dipanggil Ahok
Lebih lanjut Ahok juga menuturkan, jejak perjuangan dan peninggalan Raden Mattaher yang otentik masih ditemukan di dekat kompleks Candi Muarojambi.
‘‘Rumah panggung tua terbuat dari papan dan menjadi tempat gugurnya sang pahlawan,’‘ kata Ahok menjelaskan.
BACA JUGA: Raden Mattaher Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Begitu Proses Pengajuannya
Pada rumah itu terdapat lubang bekas tembakan peluru tentara Belanda. Tak jauh dari rumahnya, terdapat makam jari kelingking Raden Mattaher. Masyarakat di Desa Muarajambi meyakini makam jari kelingking itu adalah milik Raden Mattaher.
Menurut masyarakat setempat, jari pahlawan yang dikenal dengan Singo Kumpeh itu putus dan tertinggal dalam perang sekitar tahun 1907. Bukti yang menguatkan, sambung Ahok, adalah pada jarinya terdapat inai (pewarna kuku).
‘‘Sebelum perang, Raden Mattaher sempat memakai inai sebagai tanda, tanda itulah yang dikenali oleh masyarakat sebagai jari kelingking Raden Mataher,’‘ pungkas Ahok. (era)
