iklan Ratumas Siti Aminah, cucu Raden Mattaher saat berziarah ke makam Raden Mattaher di Legok, Kota Jambi
Ratumas Siti Aminah, cucu Raden Mattaher saat berziarah ke makam Raden Mattaher di Legok, Kota Jambi (IST FOR JAMBIEKSPRES)

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Ratumas  Siti Aminah Ningrat, cucu Raden Mattaher saat dikonfirmasi harian Pagi Jambi Ekspres, kemarin (9/11) mengatakan, dirinya sebagai ahli waris pihak keluarga akan menerima penganugerahan Pahlawan Nasional Raden Mattaher tersebut dari Presiden RI pada momen hari Pahlawan Nasional 10 November 2020 di Istana Negara.

“Besok (Hari ini, red) saya bersama anak saya akan memenuhi undangan Presiden di Istana Negara. Saat ini kami sudah di Hotel di Jakarta dan tidak boleh ke luar setelah menjalani uji swab,” kata Ratumas Siti Aminah Ningrat, via selulernya, kemarin (9/11).

Sebagai Ahli waris sebut Ratumas Siti Aminah Ningrat, Ia memang sudah diamanahkan orang tuanya terkait datuknya Raden Mattaher.

“Orang tua saya memberikan dokumen asli silsilah dari tulisan tangan datuk Raden Mattaher. Saat ini bahkan warna dokumen tersebut sudah ke abu-abuan saking lamanya,” katanya.

Sejak kecil, Siti Aminah memang sudah mulai mengutip tentang sejarah Raden Mattareh. Ia juga pernah bertemu dengan adik kandung pelaku Sejarah Raden Mattaher yakni Nyai Ratumas Khalijah yang merupakan adik kandung Raden Mattaher.

Kata Siti Aminah, ayahnya juga merasakan sakitnya zaman perperangan. Tangan Ayahnya juga pernah tertembak.

“Tangan ayah saya pernah tertembak saat digendong pengasuhnya. Jempol dan jari telunjuk tangannya terkena tembakan,” kata cucu Raden Mattaher tersebut.

“Ayah saya merupakan anak ketiga Raden Mattaher. Seluruh rakyat Jambi tahu perjuangan Raden Mattaher seperti apa, ia penah menggempur pertahanan Belanda, menenggelamakan kapal Belanda, tidak mau kompromi dengan Belanda,” tuturnya.

Ratumas Siti Aminah mengungkapkan, terakhir Raden Mattaher tinggal di Maro Sebo Muaro Jambi. Jari kelingking Raden Mattaher juga dimakamkan di Muaro Jambi.

“Rumah tersebut masih ada di Maro Sebo. Rumahnya tidak ada yang mengurusi, malah mau diambil-ambil masyarakat,” ungkapnya.

“Tanahnya saya tidak masalah, kebunnya juga. Tapi kalau rumahnya jangan. Saya sudah datang ke sana. Memang sangat memperihatinkan, terjepit dengan rumah-rumah orang,” ujarnya.

Rumah dengan kontruksi kayu tersebut kata Siti Aminah berukuran lebih kurang 6x4 meter.

“Itu tempat persembunyiannya dan rumah dia saat dibunuh Belanda,” akunya.

Siti Aminah mengaku, 6 bulan sebelum penganugerahan ini, dirinya seperti mendapat firasat. Ia tergerak untuk membuat baju kebaya yang dalam pikirannya baju tersebut dipakai untuk menemui Presiden.

“Semuanya sudah disiapkan, seperti sudah tahu saja kalau datuk Raden Mattaher mendapat pengharagaan Pahlawan Nasional,” kata Siti Aminah yang saat ini tinggal di Jalan Sinar Pajar RT 33 Kelurahan Paal Merah, Kecamatan Paal Merah Kota Jambi.

Dengan dianugerahkannya Raden Mattaher menjadi Pahlawan Nasional dari Jambi, Siti Aminah sebagai keluarga meminta seluruh peninggalan Raden Matther yang sangat berharga supaya dipelihara, seperti rumah dia saat dibunuh Belanda, makam Raden Mattaher dan lainnya.

“Makam juga bisa diperluas dan dipugar. Dibuat tempat orang datang dan istirahat. Tempat shalat,” ujarnya.

Ratumas Siti Aminah mengaku, dirinya ke Istana Negara tidak didampingi Pemerintah Provinsi Jambi. Hanya ia dan anak yang difasilitasi oleh Walikota dan Pemerintah Kota Jambi.

“Pemerintah Provinsi Jambi tidak ada mendampingi, yang mengajukan ini adalah Walikota Jambi Sy Fasha dan Dinsos Kota Jambi. Pemerintah kota yang membuat buku dan bekerja keras,” katanya.

“Pemerintah Kota Jambi yang mengantar, sebetulnya Walikota Jambi yang bersama saya, tapi karena kondisi Walikota yang juga sibuk, sehingga anak saya yang mendapingi,” pungkasnya. (hfz)


Berita Terkait