iklan Lionel Messi.
Lionel Messi. (Net)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Manchester City tengah mempersiapkan mega kontrak bernilai hingga 750 juta euro atau setara Rp13 triliun untuk Bintang Barcelona, Lionel Messi.

Dikutip dari Diario Sport, Senin (31/8), Man City sudah mempersiapkan kontrak berdurasi lima tahun untuk Messi hingga 30 Juni 2025. Namun, tidak sepenuhnya Messi memperkuat Man City selama lima tahun.

Di dalam Kontrak ini akan dibagi menjadi dua periode, tiga tahun bersama Man City di Liga Inggris dan dua tahun dengan klub segrup mereka, New York City di MLS.

Messi akan mendapatkan 100 juta euro (Rp 1,7 triliun) per musim sebelum pajak. Total nilai kontraknya akan mencapai 750 juta euro (Rp 13 triliun) selama lima tahun.

Selain itu, akan ada kucuran 250 juta euro (Rp 4,3 triliun) untuk uang bonus bagi Messi agar mau bergabung dengan New York City.

Beban kontrak itu bisa dibagi dengan New York City, sehingga akan menghindarkan Manchester City dari ancaman pelanggaran peraturan Financial Fair Play (FFP).

Transfer tersebut hanya bisa terwujud jika Messi meninggalkan Barcelona dengan status bebas transfer. Hingga saat ini Barcelona masih bersikeras klub yang menginginkan Messi harus membayar klausul pelepasan kontrak sebesar Rp700 juta.

Barcelona sendiri meminta bantuan LaLiga dalam strateginya untuk bisa mempertahankan Messi. Kompetisi Liga Spanyol itu juga mengakui bahwa klub peminat sang pemain harus membayar klausul yang diminta Barcelona.

Melihat polemik antara Messi dengan Barcelona, Profesor hukum dari Universitas La Rioja (UNIR) Spanyol, Juan Ramon Liebana menilai, bahwa posisi Lionel Messi meninggalkan Barcelona dengan status bebas transfer lebih kuat secara legal.

“Messi berpeluang besar memenangkan sengketa klausul pelepasannya atas Barcelona di pengadilan,” kata Liebana Kepada Marca.

Liebana yang juga anggota Dewan Arbitrase La Rioja menilai, dalam kasus ini Barcelona justru berada dalam posisi hukum yang lemah jika dalam klausul tak dijelaskan secara spesifik terkait akhir musim.

“Para pengacara Messi berpatokan bahwa kompetisi terakhir yang dimainkan Barcelona ada di Liga Champions dan berakhir pada 23 Agustus. Dengan demikian, mereka yakin bisa melakukan pemutusan kontrak secara sepihak,” terangnya.

Liebana pun yakin, bahwa dalam klausul itu tidak disebutkan detail tanggal bagi pemain yang bersangkutan boleh memutuskan kontrak secara sepihak.

“Menurut artikel 1281 Kitab Undang-undang Perdata Spanyol, jika kata-kata dalam kontrak bertentangan dengan maksud yang jelas dari pihak terkait, maksud dari salah satu pihak yang berlaku,” jelasnya.

“Jika argumen yang disodorkan para pengacara Messi bisa menghadirkan maksud yang kuat bahwa di pengujung kompetisi, dalam hal ini Liga Champions, sang pemain berhak menentukan masa depannya, pemain Argentina itu benar dalam kasus ini,” imbuhnya.

Sebelumnya, Messi telah memberitahukan keinginannya hengkang melalui surat yang dikirimkan via layanan Burofax pada 20 Agustus. Tanggal tersebut dipilih, agar Messi bisa meninggalkan Barcelona dengan status bebas transfer sesuai klausul khusus mengenai pelepasannya di klub itu.

Dalam klausul itu, La Pulga berhak meninggalkan Barcelona tanpa biaya transfer jika pemberitahuan diajukan pada pengujung musim 2019/2020, setahun sebelum kontraknya kedaluwarsa pada 2021.

Pihak Messi pun meyakini, bahwa pengujung musim 2019/2020 jatuh pada Agustus karena situasi khusus pandemi virus corona (Covid-19).

Sementara pihak klub bersikeras, bahwa akhir musim jatuh pada Juni berdasarkan siklus normal kompetisi di Eropa. Dengan demikian, Blaugrana menganggap pemberitahuan Messi untuk hengkang tanpa biaya transfer sudah tidak berlaku lagi.

Apalagi, Barcelona meyakini bahwa Messi seharusnya menyampaikan pemberitahuan secara resmi dalam rentang waktu 10 hari pertama Juni. Itu berdasarkan interpretasi klub terkait akhir musim. (der/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images