iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

JAMBIUPDATE.CO, WASHINGTON- Hubungan Amerika dan Iran makin memanas pasca terbunuhnya
Jenderal Iran Qassem Soleimani di bandara Baghdad. Presiden Donald Trump mengancam Iran jika akan membalas kematian Qassem.

Jika Iran membalas kematian Qassem dengan menyerang Keduataannya dan warga Amerika, maka Amerika telah menargetkan 52 tempat di Iran sebagai balasan dari 52 sandera Amerika yang ditahan Iran.

“Iran sedang berbicara dengan sangat berani tentang menargetkan aset-aset AS tertentu sebagai balas dendam karena kita membersihkan dunia dari pemimpin teroris mereka yang baru saja membunuh seorang Amerika, & melukai banyak orang lain, belum lagi semua orang yang telah dia bunuh sepanjang hidupnya, termasuk baru-baru ini,” tulis Trump melalui akun twitternya (5/1).

Qassem Soleimani dicap Amerika sebagai teroris yang merupakan ancaman bagi Amerika. AS mengklaim, Soleimani telah melakukan rencana serangan yang akan membahayakan pejabat dan warga Amerika di Timur Tengah.

Trump mengatakan, terbunuhnya Qassem, sebagai upaya menghentikan perang. “Kami mengambil tindakan tadi malam untuk menghentikan perang, kami tidak mengambil tindakan untuk memulai perang,” ujar Trump dilansir Asosiasi Perss (AP).

Soleimani dan pejabat milisi yang didukung Iran meninggalkan bandara di Baghdad dengan dua mobil. Tak lama, mereka diserang beberapa rudal dari pesawat tak berawak milik AS di dekat area kargo bandara.

Saat itu, Soleimani dilaporkan baru saja mendarat dari Lebanon atau Suriah. Garda Revolusi Iran mengatakan 10 orang tewas, dalam serangan itu, termasuk lima anggotanya dan pemimpin milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis.

Sementara itu,  warga Iran mengibarkan bendera merah darah di Masjid Jamkaran di Qom, Iran. Bendera ini sebagai simbol balas dendam atas kematian Qassem Seleimani.

Selain pengibaran bendera, terdengar pula suara dari pengeras suara dari Majis Syi’a itu. “Ya Allah, semoga wali-Mu muncul kembali.”


Berita Terkait



add images