iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

JAMBIUPDATE.CO, CALIFORNIA – Penggunaan vape sebagai pengganti rokok masih menjadi kontroversi. Seperti rokok pada umumnya, penolakan masyarakat luas akan produk vape bukanlah tanpa alasan yang jelas. Tewasnya 40 nyawa pengguna vape di New York, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu, dan ribuan orang yang harus dirawat secara medis, akibat penggunaan jenis rokok elektrik ini, telah menjadi perhatian dunia luas.

Menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari Negeri Paman Sam, ditemukan mereka yang menggunakan rokok elektrik, punya potensi mengalami gangguan pada pernapasan. Seperti asma, bronkitis, emfisema, hingga penyakit paru obstruktif kronis atau yang biasa disingkat PPOK.

“Menurut temuan kami, didapati mereka yang menggunakan rokok elektrik, memiliki kemungkinan terkena penyakit paru-paru di kemudian hari,” kata kepala studi Stanton Glantz, seperti dikutip Healthline, Sabtu (28/12).

Menurut peneliti dari University of California di San Francisco itu, risiko ini akan semakin tinggi pada mereka yang juga mengkonsumsi dua jenis rokok sekaligus. Baik elektrik maupun rokok konvensional. Sementara mereka yang hanya merokok, adalah mereka dengan risiko paling kecil terkena masalah kesehatan di hari kemudian

Studi yang dirilis pada American Journal of Preventive Medicine ini, melibatkan setidaknya 32 ribu data orang dewasa yang bertempat tinggal di Amerika Serikat. Studi ini sendiri dimulai sekitar enam tahun silam.


Berita Terkait



add images