iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

Hanya dalam tiga tahun berselang, para peneliti yang terlibat dalam studi ini mendapati mereka yang menggunakan rokok elektrik, adalah mereka yang punya potensi sebesar 1 sampai 3 kali lipat, mengalami permasalahan dengan organ pernapasan.

Data itu juga menyebutkan tentang risiko pada paru-paru manusia akibat mengkonsumsi produk berbasis tembakau. Kendati mendapatkan hasil yang cukup akurat, sayangnya studi ini, akibat metode penelitian yang digunakan sejak awal, tidak memfokuskan diri pada kaitan antara konsumsi rokok konvensional dengan rokok elektrik.

“Akan lebih baik lagi jika studi ini bisa dilakukan dalam jangka panjang. Kita bisa melihat bagaimana objek tertentu menyebabkan kerusakan pada paru-paru, ketimbang hanya sekedar bertanya pada orang lewat survei, tentang apa yang menjadi penyebab kondisi kesehatan mereka,” pungkasnya.

Lewat studi ini, Stanton Glantz berharap dunia sadar akan bahaya nyata yang diciptakan oleh pengggunaan vape dalam keseharian manusia. Selain menyebabkan gangguan pada paru-paru, konsumsi produk berbasis tembakau ini tidak hanya melukai ginjal manusia. Namun, juga berdampak pada kesehatan jantung, pembuluh darah, hingga sistem kekebalan tubuh.(ruf/fin/rh)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait