iklan Lestari Moerdijat (tengah), penyintas kanker payudara, satu-satunya perempuan dari 10 pimpinan MPR periode 2019-2024.
Lestari Moerdijat (tengah), penyintas kanker payudara, satu-satunya perempuan dari 10 pimpinan MPR periode 2019-2024. (Ricardo/JPNN.com)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menyatakan bahwa 22 Desember tak sekadar momen peringatan Hari Ibu. Menurutnya, tanggal itu juga harus dimaknai sebagai Hari Perempuan Indonesia.

Politikus Partai NasDem itu menjelaskan, setelah Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, ada tindak lanjut berupa Kongres Perempuan Indonesia. Kongres itu digelar pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta.

“Dalam Kongres Perempuan Indonesia itu pada para perempuan Indonesia yang menancapkan tonggak perjuangan untuk merdeka dan bersatu. Melanjutkan Sumpah Pemuda, mereka berikrar agar perempuan mampu mencapai cita-citanya untuk sederajat dengan kaum pria,” ujar Lestari melalui layanan pesan, Minggu (22/12).

Politikus yang akrab disapa dengan panggilan Mbak Rerie itu menambahkan, kaum perempuan Indonesia telah melakukan perjuangan panjang. Kini, katanya, perempuan Indonesia punya kiprah penting bagi perjalanan bangsa dan negara.

Meski demikian Rerie menegaskan bahwa perjuangan kaum perempuan Indonesia belum usai. “Sudah ada kemajuan, namun belum sepenuhnya berhasil mencapai cita-cita yang dikumandangkan 91 tahun lalu,” ujarnya.


Berita Terkait



add images