iklan Puspo Pinardi.
Puspo Pinardi. (Net)

Di sana, dia ditugaskan untuk menghadapi armada tujuh yang membentengi Singapura.

“Waktu itu kita diminta untuk unjuk gigi, agar penjajah ciut,” katanya.

Tujuannya sederhana, ingin membalas kekejaman terhadap Usman-Harun yang dihukum gantung oleh pemerintah Singapura pada Oktober 1968.

Saat itu, jam menunjukkan sekitar pukul 19.00 malam. Seluruh prajurit bersiap melakukan perlawanan. Rencanapun telah disusun rapi. Sejumlah senjata juga telah disiapkan.

Satu per satu prajurit mulai menaiki tank amfibi, sebuah kendaraan perang spesialis dalam air. Semangat pun samakin berkobar.

Upaya penembakan di Pulau Momoi pun disiagakan. Tiba-tiba suasana mencekam terjadi. Alih-alih menembak, tank yang Puspo Pinardi naiki bersama prajurit lain perlahan tenggelam.

Entah apa sebabnya, perlahan namun pasti, seluruh bodi tank mulai tertutup dengan air laut.

“Saat itu banyak yang langsung melompat ke dalam air,” kata Puspo yang terlihat sedikit mengeluarkan air mata.


Berita Terkait



add images