iklan Triori Arga (baju oranye), pelaku inses pada adik, ditemui di Polres Kutim kemarin.
Triori Arga (baju oranye), pelaku inses pada adik, ditemui di Polres Kutim kemarin. (JPNN)

"Saya baru tersadar dan menyesali perbuatan saya ketika adik hamil. Awalnya enggak sadar, mengalir begitu saja, tapi lama-lama biasa," katanya saat diwawancarai.

Triori menceritakan kronologi terjadinya hubungan terlarang itu. Menurut dia, bullying dari saudara dan lingkungan sekolah si adik, serta keretakan keluarga, membuat keduanya merasa menjadi korban. Keduanya kerap saling mencurahkan isi hati hingga akhirnya berhubungan intim.

"Kami sama-sama orang tersakiti, kalau ada apa-apa curhatnya ke saya. Memang memberi perhatian lebih beda dari adik-adik lainnya, dan terjadilah seperti itu," akunya.

Dia menyebut pernah bekerja di Balikpapan, sehingga memboyong ibu dan korban ikut dengannya. Namun, selama di Kota Minyak, dia tidak pernah terbayangkan untuk melakukan perbuatan tersebut. Sebab, dia terlalu sibuk bekerja. Triori menyebut, adiknya tergolong perempuan yang cantik.

"Pas balik ke Sangatta, keadaan tertekan, muncul kembali kenyamanan berduaan. Saya baru berbuat seperti itu sama dengan dia (Mawar)," bebernya.

Selama setahun, hubungan itu tidak terendus siapa saja, termasuk sang ibu. Saat pemeriksaan kehamilan, pelaku dan korban enggan mengakui perbuatannya.

"Ibu curiga adik saya sakitnya berbeda, itu pemeriksaan awal sebelum dengan warga. Setelah diperiksa ke rumah sakit dan USG, ternyata hamil. Adik yang melarang saya jujur, jadi orang tua tidak tahu siapa bapaknya. Namun, semua akhirnya terbongkar," sebutnya.


Berita Terkait



add images