iklan

Rudiantara juga mengatakan tengah berkoordinasi dengan kepolisian RI dan TNI untuk membantu pengamanan perbaikan di ruang terbuka.

“Kami juga sudah koordinasi dengan POLRI/TNI untuk membantu pengamanan perbaikan di ruang terbuka,” jelasnya.

Kondisi di Jayapura paska kerusuhan juga membuat penyaluran BBM dihentikan sementara oleh Pertamina. Unit Manajer Communication, Relations CSR Marketing Operation Region (MOR) VIII PT Pertamina Brasto Galih Nugroho mengatakan distribusi bahan bakar dihentikan sementara waktu mengingat kondisi di Ibu Kota Provinsi Papua belum kondusif.

“Jadi situasinya kan kurang kondusif, makanya kami hentikan sementara waktu penyaluran dari terminal BBM hingga situasi kembali normal,” katanya.

Brasto mengkhawatirkan keselamatan para supir truk dan tangki BBM serta SPBU kalau penyaluran BBM dipaksa tetap dijalankan.

“Kami khawatir keselamatan dari penyalur, truk tangkinya, dan juga infrastruktur dan personel SPBU. Apalagi kemarin ada dua SPBU di Entrop dan Kotaraja dispensernya dirusak oleh pendemo. Kantor kami juga yang di Argapura dirusak,” katanya.

Saat situasi sudah kembali kondusif, menurut dia, penyaluran BBM akan segara dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Kami menunggu informasi dari aparat keamanan terkait situasi dan kondisinya untuk penyaluran BBM. Sementara ini, hanya SPBU di Sentani dekat hotel Sentani Inn yang buka, kalau di Kota Jayapura semuanya diinfokan tutup,” katanya.

Keputusan ini membuat warga Kota Jayapura, kesulitan mendapatkan BBM jenis Premium, Pertalite, dan solar. Faizal, warga Kelurahan Abepantai di Distrik Abepura, harus antre untuk membeli bensin di pengecer.

“Tadi harus bersitegang dengan sesama pembeli karena stok bensin di penjual Pasar Lama Abepura mau habis. Satu liter bensin eceran Rp20 ribu,” kata Faizal.

Menurut dia, dalam dua hari terakhir agak susah mendapat bensin karena Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kampkey, Abepura, tutup.


Berita Terkait



add images