AWAK Mobil Tangki (AMT) PT Elnusa Petrofin memiliki peran penting dalam menjamin distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) sampai ke masyarakat. Mereka harus menyasar daerah-daerah terpencil demi tugas mulia itu, tak peduli seberapa berat medan yang harus dilalui, pasokan energi tak boleh putus. Begitu pula di Provinsi Jambi, tak semua medan gampang untuk dilewati. Berikuti kisah para AMT Elnusa Petrofin Jambi demi menjaga denyut nadi energi negeri.
PIRMA SATRIA, Jambi
MENTARI pagi mulai menyapa pelan, biasnya kentara menyeruak dari balik awan, pun dengan guratannya yang memberi tanda kedigdayaan sebagai ‘penguasa’ siang. Ia berbagi sift dengan cahaya bulan yang kini kembali ke peraduan.
Meski masih pagi, tapi kesibukan terlihat menggeliat di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Jambi di kawasan Jl Rade Pamuk, No 2, Kasang, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, Provinsi Jambi.
Di tempat inilah, BBM untuk masyarakat Jambi disimpan kemudian didistribusikan ke berbagai lokasi, hingga ke pelosok-pelosok Jambi.
MT Elnusa Petrofin yang membawa pertashop melintasi jalan rusak di Desa Lambur II, Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjab Timur menuju ke kecamatan terjauh, Nipah Panjang
Beberapa mobil tangki BBM berbagai ukuran dengan branding yang sama, bertuliskan Elnusa Petrofin di bagian tangki, dengan corak Merah Putih-nya, terlihat ke luar masuk dalam areal tersebut, sepertinya baru selesai melakukan pengisian BBM untuk kemudian langsung menuju ke titik-titik pengantaran.
Di sudut lain, masih dalam komplek yang sama, ada juga mobil tangki ukuran kecil, lebih tepatnya berkapasitas 5KL, sedang diperiksa oleh mekanik. Sebuah SOP wajib dari Elnusa Petrofin anak usaha dari PT Elnusa Tbk, untuk memastikan kendaraan itu layak jalan.
Mobil tangki inilah yang nantinya akan melakukan distribusi BBM ke pertashop-pertashop yang berada di daerah-daerah, salah satunya ke Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur), sebuah kabupaten pemekaran, posisinya berada di daerah paling Timur Provinsi Jambi. Berbatasan langsung dengan Selat Berhala dan Laut Cina Selatan.
Seorang Awak Mobil Tangki (AMT) PT Elnusa Petrofin sedang memeriksa kendaraannya yang terjebak di jalan berlumpur di kawasan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjab Timur.
Masih banyak medan yang sulit untuk bisa mencapai titik-titik pertashop di daerah ini, tentu menuntut kerja keras seorang AMT sebagai garda terdepan dalam distribusi energi. Tak hanya fisik yang kuat, kesabaran ekstra juga harus dimiliki.
‘’Sebelum berangkat, kesehatan kami dicek terlebih dahulu, tidak hanya mobilnya saja. Jika tensinya di atas 140, itu tidak boleh berangkat, karena dianggap tidak fit. Itu SOP wajib di Elnusa Petrofin, tentu untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan atau kendala lainnya saat betugas di lapangan,’’ ujar seorang AMT Elnusa Petrofin, Yunaldi (50), membuka pembicaraan dengan wartawan media ini pagi itu di Kantor Elnusa Petrofin Jambi.
Yunaldi bertugas mendistribusikan BBM untuk pertashop. Wilayah kerjanya di Tanjab Timur. Daerah pengantaran dengan medan tersulit di Jambi.
Meski khusus melakukan distribusi ke daerah tersulit itu, namun itu semua dilakoni oleh bapak 3 anak itu dengan tulus dan ikhlas.
‘’Kalau di Elnusa Petrofin ini Saya sudah bekerja sebagai AMT selama kurang lebih 15 tahun. Apa pun pekerjaan itu, jika selama kita lakukan dengan ikhlas, Insya Allah nikmat dan bermanfaat,’’ sebutnya.
Sebenarnya, Kabupaten Tanjab Timur bukanlah kabupaten terjauh di Provinsi Jambi jika diambil dari titik 0 Provinsi Jambi, Kota Jambi.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statisik (BPS), dari Kota Jambi ke ibu kota Tanjab Timur, Muara Sabak, hanya berjarak 65,98 Kilo Meter (KM). Kemudian dari Muara Sabak ke Nipah Panjang yang notabenenya titik distribusi pertashop terjauh di Tanjab Timur yakni 55,6 KM. Jika ditotal, dari TBBM Jambi ke Nipah Panjang hanya berjarak 121,58 KM saja. Cukup dekat jika kita melihati dari angka statistik.
Tapi bukan ini yang menjadi ukuran. Kondisi infrastruktur jalan yang belum memadai membuat jarak tempuh antar kecamatan di kabupaten ini bisa jadi lebih lama. Meskipun, saat ini, secara bertahap, infrastruktur jalan, terus disempurkan oleh pemerintah. Tentu tidak bisa secara simultan, butuh proses dan anggaran yang tidak sedikit. Apa lagi kondisi tanah bergambut di kabupaten ini yang tentunya butuh penanganan secara khusus.
Yunaldi bertutur, untuk sampai di titik pertashop terjauh di Kecamatan Nipah Panjang, Tanjab Timur, mereka butuh waktu 5 sampai 6 jam, itu pun dengan catatan, cuaca cerah dan kondisi jalan kering.
‘’Kalau normal sekitar 5 sampai 6 jam. Kecepatan kendaraan tidak bisa lebih dari 30 KM/jam. Paling kita di angka 20 (kecepatan). Kalau pun sampai 30, goncangannya luar biasa karena kondisi jalan yang tidak rata. Kita tidak sanggup. Masih banyak jalan tanah berlumpur, ada juga jalan kerikil (latrik, red), namun tak rata. Apa lagi, yang kita bawa ini minyak, tentu harus ekstra hati-hati,’’ ujarnya.
