iklan

JAMBIUPDATE.CO, MUARA BUNGO - Pembangunan Gedung Tenis Indoor yang berada disebelah Pujasera Bungo, dengan nilai mencapai Rp 1,4 Milyar mendapat berbagai tanggapan miring dari banyak pihak.

Sorotan tajam terhadap proyek yang dianggarkan melalui APBD Bungo tahun 2022 itu lantaran kondisi keuangan kabupaten Bungo yang belum stabil ditengah kesulitan ekonomi masyarakat pasca dihantam Pandemi Covid-19.

Selain itu, tenis lapangan untuk di kabupaten Bungo sejauh ini belum begitu familiar bagi masyarakat banyak dan dianggap olahraga untuk kalangan tertentu.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Bungo, Yeni Deriyanti mengatakan bahwa pihaknya hanya menjalankan apa yang telah disahkan didalam APBD Bungo tahun 2022.

"Pembangunan Lapangan Tenis Indoor ini berdasarkan surat permintaan dari pengurus PELTI (Persatuan Lawn Tenis Indonesia) Bungo," kata Yeni Deriyanti, Senin (05/09/2022).

Sebenarnya menurut Yeni, proyek sarana olahraga seperti ini bukanlah domain pihaknya, melainkan berada di dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Porapar) kabupaten Bungo.

"Usulan pembangunan ini sebenarnya sudah dari tahun 2017, sejak itu ditunda-tunda terus karena kondisi keuangan kita yang belum memungkinkan, baru tahun ini direalisasikan," tambah Yeni.

Terpisah, Sekretaris Dinas PUPR Bungo, Hasbi, ditanya terkait lolosnya proyek lapangan tenis indoor ini di APBD Bungo 2022 ditengah keuangan yang belum stabil, enggan berkomentar terlalu jauh.

"Intinya kan ini tidak serta merta ada, sudah melalui persetujuan antara tim Banggar dan TAPD juga. Sebenarnya ini juga bukan program kerja dinas PUPR Bungo, kita hanya diminta bantu oleh dinas Porapar Bungo," sebut Hasbi.

Seperti diketahui sebelumnya, pembangunan Gedung Tenis Indoor yang berada disebelah Pujasera Bungo, dinilai hanya menghambur-hamburkan uang.

Selain pemanfaatan tidak untuk orang banyak, proyek Dinas PUPR Bungo 2022 senilai Rp1,4 Milyar itu tidak mencerminkan kondisi keuangan daerah saat ini yang sedang sulit.

Ketua LSM Independen Nasionalis Anti Korupsi Wilayah Jambi, Fahlefi kepada awak mengungkapkan kekecewaannya kenapa proyek hampir 1,5 milyar itu bisa terlaksana ditengah masyarakat yang kesulitan ekonomi seperti sekarang.

“Alokasi anggaran ini mencerminkan tingkat sensitifitas pemerintah daerah terhadap masalah yang dihadapi warga sangat rendah. Warga sedang berupaya untuk pemulihan ekonomi akibat Covid-19, kok malah anggaran dihambur-hamburkan begitu saja dengan membangun tempat olahraga yang tidak begitu penting seperti ini,” sebut Fahlefi, Minggu (05/09/).(aes)


Berita Terkait



add images