Dari informasi yang diperoleh, ada cukup banyak daerah yang terendam banjir lahar. Di antaranya, pos keluar jalan tambang di Morodadi, Bades, terkena banjir lahar, Jembatan Sumberlangsep Jugosari, jembatan alternatif Gesang,” pungkasnya.
DI bagian lain, Pemprov Jatim membeberkan perkembangan situasi penanganan dan rehabilitasi pascabencana erupsi Semeru pada awal Desember 2021 silam.
Berdasar data terakhir, jumlah korban meninggal akibat awan panas guguran (APG) Semeru mencapai 56 orang. Empat orang mengalami luka berat.
Selain itu, erupsi membuat warga di dua kecamatan dan enam desa terdampak. Mereka masih harus mengungsi. Hingga saat ini, 7.835 warga terpaksa mengungsi di 396 titik yang telah tersedia. ”Titik pengungsian itu ada yang berada di wilayah Malang, Blitar, dan Jember,’’ kata Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur Budi Santosa.
Bangunan terdampak mencapai 1.027 unit. Lokasinya di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro; serta Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo. Selain itu, sedikitnya 851 lahan pertanian dan perkebunan juga jadi ’’korban’’ ganasnya erupsi.
Saat ini, kata Budi, data tersebut telah dikirim ke Gubernur Khofifah Indar Parawansa. ”Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan untuk masyarakat di sekitar Gunung Semeru,’’ ungkapnya.
Yang jelas, sejauh ini pemprov masih memberikan prioritas pertama pada pertolongan keselamatan dan kenyamanan tempat tinggal warga.
Situasi bencana yang masih fluktuatif itu juga mendapat perhatian khusus dari Gubernur Khofifah Indar Parawansa. (jpg/fajar)
Sumber: www.fajar.co.id
