iklan Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo.
Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo. (Instagram)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA- Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo blak-blakan mengakui dirinya pernah ditawari untuk melakukan kudeta atau menggulingkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat.

Pengakuan Gatot ini, saat ramai perebutan Partai Demokrat oleh sejumlah kader senioritas atas nama Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang Sumatera Utara (Sumut).

“Ada juga yang datang sama saya. Datang, ‘Wuh, menarik juga’. Saya bilang, gimana prosesnya? ‘Begini Pak, nanti kita bikin KLB. KLB terus gimana? Ya nanti visi yang dilakukan adalah kita mengganti AHY dulu. Mosi tidak percaya, AHY turun. Setelah turun, baru pemilihan’, ‘Bapak nanti pasti deh begini, begini’. Oh begitu ya, saya bilang begitu gitu,” ujar Gatot dilansir dari video di akun Instagram miliknya, @nurmantyo_gatot, Senin (8/3).

Mendengar tawaran itu, Gatot menolak. Sebab dia mengingat jasa-jasa Ayah AHY, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap karirnya di TNI.

“Saya bilang menurunkan AHY, saya bilang gini lho, ‘Saya ini bisa naik bintang satu, bintang dua, taruh lah itu biasalah. Tapi kalau begitu saya naik bintang tiga itu Presiden pasti tahu kan gitu. Kemudian jabatan Pangkostrad, pasti Presiden tahu. Apalagi Presidennya tentara waktu itu Pak SBY ya kan. Tidak sembarangan gitu,” kata Gatot.

“Bahkan saya Pangkostrad dipanggil oleh SBY ke Istana, ‘Kamu akan saya jadikan Kepala Staf Angkatan Darat’. Karena saya terima kasih atas penghargaan ini dan akan saya pertanggungjawabkan. ‘Laksanakan tugas dengan profesional. Cintai prajuritmu dan keluarga dengan segenap hati dan pikiranmu. Itu saja, selamat’. Beliau tidak titip apa-apa, tidak pesan lainnya lagi,” sambung Gatot.

Gatot mengakui, bahwa SBY merupakan presiden yang telah membantunya meraih prestasi di dunia kemiliteran.

Berkat jasa besar SBY itu lah yang membuat Gatot tanpa berpikir dua kali langsung menolak tawaran kudeta terhadap AHY.

“Maksud saya begini, apakah iya saya dibesarkan oleh dua Presiden. Satu Pak Susilo Bambang Yudhoyono, satu lagi Pak Joko Widodo, kan gitu. Terus saya membalasnya dengan mencongkel (kudeta) anaknya,” imbuh Gatot. (dal/fin).


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images