iklan Hasan Ibrahim, koordinator FPHB Bungo usai mengikuti video conference bersama Polda Jambi, Pemkab Bungo dan lintas sektoral pembahasan PETI, Rabu (10/6).
Hasan Ibrahim, koordinator FPHB Bungo usai mengikuti video conference bersama Polda Jambi, Pemkab Bungo dan lintas sektoral pembahasan PETI, Rabu (10/6). (Ferdilan Putra/ Jambiupdate)

JAMBIUPDATE.CO, MUARA BUNGO - Forum Peduli Hijau Bungo (FPHB) cukup merasa kecewa karena belum ada dalang dibalik aktivitas Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Bungo yang berhasil ditangkap.

Kekecewaan ini disampaikan oleh Hasan Ibrahim, koordinator FPHB Bungo usai mengikuti video conference bersama Polda Jambi, Pemkab Bungo dan lintas sektoral pembahasan PETI, Rabu (10/6).

Hasan menyebutkan saat ini pemilik dan pemodal PETI yang sempat menimbulkan konflik masyarakat masih melenggang bebas. Sementara yang ditangkap beberapa waktu hanya warga yang didominasi ibu-ibu.

"Kenapa cuma kasus kerusuhannya saja yang baru diungkap. Sementara pelaku utama ini kan sampai sekarang belum tergiring, seharusnya pelaku utama ini kan cepat juga digiring," ucapnya.

Hasan juga mengatakan bahwa Polda Jambi sudah mengantongi nama nama pelaku PETI tersebut. Namun untuk mengungkapnya diperlukan SOP tersendiri. Untuk itu, ia berharap bisa secepatnya ada penindakan.

"Kita berharap penindakannya tidak pandang bulu. Siapa saja yang terlibat didalamnya harus ditindak. Kalau penegakan hukum tidak ditegakkan ya sama saja tambang emas juga akan merajalela kalau tidak diteggakkan ," jelasnya.

Hasan mengharapkan adanya komitmen Kapolda Jambi, Kapolres dalam pengungkapan dalang dibalik PETI, dengan menegakkan hukum seadil adilnya.

"Kami juga berharap masyarakat yang berada dikawasan PETI tersebut melakukan penolakan. Sebab jika masyarakat menolak maka pemkab akan mendukungnya ," katanya.

Namun jika masyarakat melindungi, maka tikus pun akan tetap masuk. Sehingga diminta masyarakat khususnya warga yang ditahan tersebut untuk mengungkapkan yang terjadi sebenarnya.

"Ibu ibu silahkan buka mulut apa yang sebenarnya terjadi, sekarang ini kan belum ada yang buka mulut. Seperti masyarakat yang ditangkap kemarin. Terpaksa mendekam dipenjara ," tutupnya.(ptm)


Berita Terkait



add images