Selain itu pemantauan ODP di Provinsi Jambi juga menjadi sorotan, Onal Putra, Ketua Himaja Universitas Indonesia menyampaikan fakta, pengalaman mahasiswa yang pulang ke Jambi sebelumnya, sempat disematkan status ODP saat baru pulang lalu kemudian tindakan dan pengawasan detail selanjutnya masih kurang dari pemerintah.
“Pemerintah harus lebih ketat lagi mengawasi orang-orang dari luar yang masuk wilayah Provinsi Jambi terutama yang berasal dari zona merah, apalagi arus mudik akan naik jelang ramadhan dan idul fitri ini,” ujar Onal.
Kabupaten Bungo sebenarnya patut dicontoh untuk pengawasan ODP, dikatakan Syadza Fatina, mahasiswa Universitas Padjajaran yang masih berada di Bandung .
Di Bungo hampir semua temannya yang baru pulang dari wilayah zona merah diawasi dan dipantau berkala oleh pemerintah setempat.
“Bahkan seperti Jawa Barat sekalipun, menurut saya masih sangat longgar, sebenarnya pulang ke Bungo itu saya rasa akan lebih aman ketimbang bertahan di sini, namun perjalanan pulang itu yang masih cukup mengerikan,” tambahnya lagi.
Kesadaran masyarakat juga tak kalah penting, dikatakan Indah Sulvaria yang kini sedang berada di Korea, cara menekan angka penyebaran Covid-19 perlu didukung oleh kesadaran masyarakat. Seperti yang terjadi di Korea.
“Karena ketika pemerintah telah menerapkan berbagai langkah namun warga tidak mendukungnya dengan kesadaran yang tinggi, seperti memakai masker, mencucui tangan dan menjaga jarak, pasti akan sia-sia,” tambahnya lagi.
Pemerintah daerah yang ada di Provinsi Jambi juga sebaiknya mengintegrasi semua aparat daerah dari level RT hingga ke atasnya dan tidak terlalu banyak bergantung dengan pemerintah pusat untuk melakukan tindakan preventif dalam menekan penyebaran Covid-19.
“Karena bagaimanapun tindakan yang dilakukan harus berdasarkan kondisi daerah kita masing-masing,” tambah Dhaneswara Al Amien, mahasiswa Jambi yang kini sedang kuliah dan berada di Swedia. (dpc)
