iklan WAHYU HIDAYAT OLAH TKP - Petugas kepolisian dari Polsek Pekalongan Selatan bersama tim Inafis Polres Pekalongan Kota sedang melakukan olah TKP seorang gadis yang tewas gantung diri di rumahnya, Kelurahan Kuripan Yosorejo, Pekalongan Selatan, Rabu (26/2/2020) siang.
WAHYU HIDAYAT OLAH TKP - Petugas kepolisian dari Polsek Pekalongan Selatan bersama tim Inafis Polres Pekalongan Kota sedang melakukan olah TKP seorang gadis yang tewas gantung diri di rumahnya, Kelurahan Kuripan Yosorejo, Pekalongan Selatan, Rabu (26/2/2020) siang.

Psikolog Pemkot Pekalongan yang juga Ketua Lembaga Perlindungan Perempuan Anak dan Remaja (LP-PAR) Kota Pekalongan, Nur Agustina SPsi, menjelaskan bahwa paling banyak kasus bunuh diri dilatarbelakangi oleh depresi. Depresi sendiri merupakan gangguan psikologis yang cukup berat.

Menurutnya, sebenarnya orang yang mengalami depresi dan ada niatan untuk bunuh diri bisa dicegah. Sebab, depresi bisa dikenali dari berbagai tanda yang muncul. “Tanda depresi yang muncul dapat dikenali dari tiga hal. Pertama adalah adanya perubahan afek atau perasaan, kemudian kognitif, dan fisik,” katanya, Rabu (26/2/2020) petang.

Perubahan perasaan atau afek misalnya berupa sedih yang berlarut-larut, merasa tidak bahagia, tidak minat untuk apa saja, dan lainnya.

Kemudian dari segi kognitif, orang tersebut kadang di alam pikirannya merasa rendah diri, ada gangguan konsentrasi, sering melamun, dan sebagainya.

Kemudian dari fisik, terlihat kalau mobilitasnya kurang, tidak minat makan, susah tidur, maupun tidak minat melakukan hal-hal lainnya.

“Tanda-tanda tersebut bisa dikenali. Namun butuh kepedulian kita, khususnya orang di lingkungan terdekat, apakah itu keluarga, teman-teman, maupun lingkungan sekolah, guru,” terangnya.

Diungkapkan Agustin bahwa orang yang depresi butuh dukungan psikologis awal. Butuh kepedulian dari orang terdekat dan orang sekitarnya untuk memahami kondisi yang bersangkutan. “Misalnya saja, diajak ngobrol, diajak bicara ada masalah apa, ayo bisa diselesaikan,” ungkapnya.

Ditambahkan Agustina bahwa keterampilan untuk mengenali dan menggali perubahan-perubahan dari seseorang yang mengalami depresi itu perlu diketahui.

Misalkan tidak mampu memberikan solusi atau alternatif pemecahan masalah, maka yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan akses kemana dia bisa berkonsultasi.

“Nanti akan ada orang-orang atau pihak atau lembaga yang akan membantu mengatasi permasalahan yang dialami,” tuturnya.

Nur Agustina menambahkan, di Kota Pekalongan, bagi siapa saja yang membutuhkan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih yang pernah merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, bisa menghubungi dokter kejiwaan, psikolog, rumah sakit, maupun klinik dan lembaga konsultasi setempat. Untuk Kota Pekalongan, bisa mengubungi atau datang ke Lembaga Perlindungan Perempuan Anak dan Remaja (LP-PAR) Kota Pekalongan, alamat Jalan Majapahit No 7a Kota Pekalongan, nomor kontak (HP) di 085642622226. (way)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images