iklan Masyarakat 12 desa di Kecamatan Mandiangin, terus melakukan aksinya hingga ada kejelasan terkait konfliknya dengan PT. Agro Alam Sejahtera (AAS).
Masyarakat 12 desa di Kecamatan Mandiangin, terus melakukan aksinya hingga ada kejelasan terkait konfliknya dengan PT. Agro Alam Sejahtera (AAS). (Hadinata/ Jambiupdate)

JAMBIUPDATE.CO, SAROLANGUN - Masyarakat 12 desa di Kecamatan Mandiangin, terus melakukan aksinya hingga ada kejelasan terkait konfliknya dengan PT. Agro Alam Sejahtera (AAS), yang mana masyarakat menuding pihak perusahaan telah merebut dan membakar lahan warga sekitar perusahaan.

Aksi tersebut, berlangsung sejak selasa (21/1) siang sekitar pukul 12.30 wib hingga rabu (22/1). Saat sejumlah pegawai di lingkup Pemkab Sarolangun hendak melaksanakan apel pagi, rabu (22/1), para pendemo terus melakukan aksi dengan menghidupkan musik dangdut dengan keras, sehingga para pegawai merasa risih dan terganggu.

BACA JUGA : Warga 12 Desa di Mandiangin Kembali Gelar Aksi di Kantor Bupati, Ini Tuntutannya

"Pas apel pagi tadi, para pendemo menghidupkan musik dengan nada keras. Tentu saja itu membuat risih dan konsentrasi terganggu saat arahan disampaikan,"kata salah satu pegawai Pemkab Sarolangun yang nama nya tidak ingin ditulis.

Untuk diketahui, konflik antara masyarakat 12 desa di Kecamatan Mandiangin dengan PT. Agro Alam Sejahtera (AAS) telah berlangsung sekitar 7 tahun. Dimana menurut masyarakat, pihak perusahaan telah menyerobot dan membakar lahan karet warga. Dan saat ini, masyarakat meminta hak ganti rugi.(hnd)


Berita Terkait



add images