iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Net)

Dia mencontohkan, belaja modal untuk pembiayaan infrastruktur yang masih terus berlanjut dapat mengantisipasi melemahnya daya beli masyarakat.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda sudah jauh-jauh telah memprediksi target pertumbuhan ekonomi nasional akan sulit tercapai tanpa adanya meletusnya perang antara AS dan Iran.

“Tanpa ada konflik AS dan Iran pun target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 yang dipatok 5,3 persen akan sulit tercapai,” kata Huda kepada Fajar Indonesia Network (FIN), Jumat (10/1).

Huda menjelaskan, penyebab target pertumbuhan ekonomi tidak tercapai lantaran perang dagang antara AS dan Cina yang terus berlangsung. Meskipun demikian, ada harapan target akan tercapai.

“Harapan tetap ada menyusul pertemuan kedua negara tersebut beberapa hari mendatang,” ujarnya.

Terpisah, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengatakan, pihaknya akan mewaspadai tiap-tiap peristiwa yang mempengaruhi kondisi perekonomian global dan domestik. Di antaranya akan fokus ekonomi domestik.

“Optimisme tetap kami jaga. Kami ingin perekonomian Indonesia lebih baik dari tahun 2019,” katanya.

Dalam laporan Global Economic Prospects: Slow Growth, Policy Challenges, Bank Dunia mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 di angka 5,1 persen. Angka ini sedikit di bawah target asumsi makro pemerintah dalam APBN 2020 sebesar 5,3 persen.(din/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images