iklan Novel Baswedan.
Novel Baswedan. (Jawa Pos)

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA- Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta mengatakan meski dua pelaku penyiraman Novel sudah ditangkap. Namun, pihak kepolisian harus buka- bukaan di balik aktor penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.

“Banyak yang sudah mempunyai persepsi bahwa kasus tersebut berkaitan dengan aktor intelektual yang merupakan orang kuat,” kata Stanislaus dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (28/12).

Isu- isu liar perihal keterlibatan polri itu sudah beredar di kalangan masyarakat. Karena itu, kasus tersebut tentunya jangan berhenti pada penetapan tersangka, yang dikabarkan merupakan polisi aktif yang bertugas di Brimob.

Akan tetapi, jauh dari itu, Polri diharapkan tetap profesional dan bekerja berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

“Ini tentu akan mendapat reaksi dari publik, karena asumsi dan persepsi yang beredar “memaksakan” adanya aktor intelektual yang mengarah pada orang penting dan berpengaruh,” ungkapnya.

Kendati demikian, Stanislaus tetap mengapresiasi kerja Polri yang serius mengusut kasus tersebut hingga kedua pelaku berinisial RM dan RB berhasil ditangkap walaupun waktu penangkapan melebihi waktu yang ditentukan presiden.

“Dan paling penting, apapun motif pelaku, penangkapan dan penetapan tersangka ini merupakan capaian kinerja Polri yang harus diapresiasi,” ungkapnya.

Pelaku diamankan pada Kamis malam (26/12). di kawasan Jalan Cimanggis Depok. Jawa Barat. Pelaku merupakan anggota polisi yang aktif.

Diketahui, Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 lalu. Saat itu, Novel baru saja menunaikan shalat subuh di Masjid Al Ihsan, dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Akibat penyiraman air keras ini, kedua mata Novel terluka parah.

(fir/pojoksatu)


Sumber: www.pojoksatu.id

Berita Terkait



add images