iklan

“Layanan ini kami maksimalkan, agar masyarakat semakin mudah mendapatkan akses BBM, sehingga perjalanan lancar. Namun demikian kami harapkan kepada pemudik yang akan melalui tol layang agar memastikan BBM sudah dalam kondisi penuh sebelum masuk tol, karena di jalan layang tidak terdapat fasilitas SPBU dan penggunaan kendaraan roda dua di jalan layang tol elevated harus mendapatkan ijin dari pihak berwenang,” tambah Fernanda.

Adapun untuk memperlancar pasokan, Pertamina juga telah menyiagakan 45 SPBU Kantong (Mobile Storage), yakni mobil tangki bermuatan penuh BBM yang disiagakan di SPBU wilayah rawan kemacetan, serta 7 unit mobil tanki BBM yang disebut Mobil PTO.

Yakni, mobil tanki khusus yang dilengkapi dengan dispenser yang dapat mengisi BBM ke konsumen langsung, ke SPBU Modular, atau Kemasan.

Fernanda menjelaskan, pihaknya memproyeksikan peningkatan konsumsi BBM jenis gasoline (produk Premium dan Pertaseries) di wilayah Jawa Bagian Barat selama masa Satgas Nataru sebesar 2% atau sekitar 28 ribu KL naik dari konsumsi normal sebesar 27 ribu KL per hari.

Sementara untuk BBM jenis gasoil (produk Biosolar dan Dexseries) mengalami penurunan 12 persen dari 10,8 ribu menjadi 9,5 ribu KL per hari.

Sedangkan konsumsi gas LPG (Liquefied Petroleoum Gas) juga diproyeksikan rata-rata meningkat 3%. Untuk mendukung kelancaran pasokan LPG subsidi maupun non subsidi, Pertamima MOR III selama masa Satgas Nataru telah menyiagakan 1.049 Agen LPG PSO siaga dan 6.077 Pangkalan LPG siaga. Selain itu, masyarakat yang menggunakan LPG Non Subsidi juga dapat menikmati layanan siaga di 178 Agen LPG Non PSO siaga serta 632 Sub Agen LPG Non PSO siaga.

Satuan Tugas Nataru Pertamina telah aktif sejak 15 November 2019 dan akan berakhir pada 8 Januari 2020. Untuk infomasi layanan dan ketersediaan produk, masyarakat dapat menghubungi Call Center Pertamina 135.

(adv/dia/pojoksatu)

 


Sumber: www.pojoksatu.id

Berita Terkait



add images