iklan Ilustrasi.
Ilustrasi. (Jawapos)

Terpisah, pendapat yang sama juga diutarakan oleh partai koalisi Jokowi. Wakil Sekretaris Jenderal PPP, Achmad Baidowi mengatakan sejatinya tidak ada partai yang ingin menjadi oposisi. Semuanya ingin menjadi pemenang dan masuk dalam pemerintahan.

‎”Karena menjadi opisisi hanya takdir saja kalah saat pemilu. Jadi semua ingin menjadi bagian dari pemerintahan, karena ingin jadi bagian dari pemenang,” tutur Baidowi.

Baidowi mengumpamakan jika terlalu banyak partai yang masuk dan bergabung ke koalisi. Maka secara tidak sadar partai yang dahulunya beda dukungan di Pilpres hanya ingin mendapatkan keuntungan pragmatis.

“Kalau banyak terjadi dukungan ke pemerintah. Maka jenis kelamin kita enggak jelas. Makin membenarkan ingin dapat kekuasaan,” urainya.

Namun demikian, PPP tidak mengintervensi Presiden Jokowi dalam menyusun kabinet di pemerintahan. Baidowi mengatakan partainya menyerahkan semuanya kepada Presiden Jokowi sebagai pemegang kekuasaan di kabinet.

“PPP menyerahkan sepenuhnya kepada Pak Jokowi untuk gunakan kapasitasnya, sesuai dengan pengalaman, Pak Jokowi tidak meninggalkan partai yang sudah berkeringat,” pungkasnya.

Sekadar informasi, di koalisi pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin saat ini sudah ada sepuluh partai. Mereka adalah, PDIP, Golkar, PKB, Nasdem, PPP, Hanura, PSI, Perindo, PBB, PKPI.

Sementara Demokrat dan Gerindra sudah menunjukkan sinyal merapat ke pemerintah lima tahun mendatang. Kemudian PAN belum diajak bergabung oleh Jokowi di pemerintahan. Untuk PKS sudah menyatakan menjadi oposisi, melanjutkan komitmennya berada di luar koalisi.(jawapos)


Sumber: www.jawapos.com

Berita Terkait



add images