iklan Lion Air B737-8 Max merupakan unit baru yang umurnya belum sampai lima tahun.
Lion Air B737-8 Max merupakan unit baru yang umurnya belum sampai lima tahun. (Paul Christian Gordon)

JAMBIUPDATE.CO, NEW YORK - Otoritas penyelidik Indonesia mengungkap, kecelakaan Lion Air Boeing 737 Max JT 610 pada Oktober 2018 di Laut Jawa salah satunya disebabkan oleh kesalahan desain pesawat.

Selain kesalahan pilot dan juga masalah pemeliharaan, faktor pengawasan pesawat disebut turut berkontribusi pada kecelakaan yang menewaskan 189 penumpang serta awak itu. Dalam laporan tersebut, penyelidik Indonesia mendaftarkan sekitar 100 faktor penyebab kecelakaan.

Surat kabar Wall Stret Journal (WSJ), mengutip pernyataan sumber yang lekat dalam penyelidikan, melaporkan, hasil temuan awal ini masih dapat berubah. Namun hasilnya telah diserahkan kepada Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) serta Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB).

Laporan ini juga akan dipublikasikan oleh penyelidik kecelakaan Lion Air JT 610 pada awal November 2019.

Lebih lanjut, penyelidik mengungkap ada kontribusi dari pilot yang memicu kecelakaan terjadi, di samping adanya faktor dari pemeliharaan pesawat.
Kecelakaan melibatkan Boeing 737 Max 8 menjadi perhatian dunia setelah pesawat serupa dari maskapai Ethiopian Airlines jatuh pada Maret 2019, menewaskan 157 orang. Pesawat jatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara Addis Ababa.

Investigasi awal untuk dua kecelakaan menyimpulkan adanya kesalahan pada sistem anti-stan MCAS yang dibuat khusus untuk pesawat Boeing 737 MAX.

Sementara itu para pejabat AS dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada akhir September untuk membahas hasil penyelidikan awal tersebut. Penyelidik Indonesia menyebut ada sekitar 100 faktor penyebab kecelakaan dalam laporannya.
Sejauh ini FAA dan NTSB menolak mengomentari hasil penyelidikan awak dari pihak berwenang Indonesia.

Namun seorang sumber mengatakan kepada WSJ, tampaknya NTSB tidak akan keberatan dengan laporan penyelidikan awal tersebut. Sementara itu Boeing dan FAA mungkin mengkhawatirkan faktor desain dan sertifikasi pesawat.

Sebelumnya Boeing menegaskan, tetap mendukung hasil penyelidikan yang kini masih berlangsung.

"Boeing terus mendukung hasil penyelidikan di mana laporan kecelakaan masih diselesaikan," kata juru bicara Boeing, dikutip dari AFP, Senin (23/9/2019).

Sementara itu, NTSB sedang mempersiapkan laporan untuk dimumumkan ke publik pada akhir bulan ini, serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan pelatihan bagi pilot dan kru.

Panel regulator internasional yang dibentuk oleh FAA diharapkan menyerahkan hasil laporan kritisnya soal hubungan antara Boeing dengan para agensi dalam beberapa pekan mendatang.

Seperti diketahui, semua pesawat Boeing 737 Max 8 di seluruh dunia kini masih dikandangkan terkait dua kecelakaan tersebut. (der/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images