iklan

JAMBIUPDATE.CO, – Amerika Serikat (AS) berencana mengirimkan bantuan militernya ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, hal ini dilakukan sebagai respon permintaan Arab Saudi pasca penyerangan terhadap dua fasilitas minyak miliknya pekan lalu.

Penyerangan dengan pesawat tanpa awak itu, terjadi di Abqaiq dan Khurais yang terletak di wilayah Saudi bagian timur.

“Menanggapi permintaan kerajaan, presiden telah menyetujui penempatan pasukan AS, yang akan bersifat defensif, dan terutama berfokus pada pertahanan udara dan rudal,” kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Mark Esper dilansir AFP, Sabtu (21/9/2019).

Pemberontak Houthi Yaman disebut-sebut sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap penyerangan tersebut, meski demikian, Amerika menuding Iran sebagai penyebabnya.

Departemen Keuangan AS telah memperbarui tindakan terhadap bank sentral Iran setelah para pejabat AS mengatakan Iran sebagai pelaku penyerangan terhadap infrastruktur minyak hingga memicu lonjakan harga minyak mentah global. Kepala Staf Gabungan Joe Dunford mengatakan, penempatan militer AS di Arab Saudi hanya sebagai penengah dengan jumlah pasukan yang diperkirakan tidak mencapai ribuan.

Sebelumnya, Iran menyerang pesawat mata-mata AS pada bulan Juni lalu. Penyerangan itu, dinilai sebagai peningkatan dramatis agresi Iran. Presiden Trump pada kesempatan tersebut, telah mengizinkan serangan balasan namun kemudian membatalkannya.

Sementara itu, Iran nyatakan siap perang penuh melawan Amerika Serikat dan Arab Saudi. Iran telah menampik tuduhan AS bahwa pihaknya berada di balik serangan pesawat tak berawak ke pabrik minyak Arab Saudi tersebut. Kini mereka menyatakan siap untuk perang “penuh”.

Menteri Luar Negeri Iran Mohamad Javad Zarif mengatakan, Washington telah mengadopsi strategi yang condong ke arah kebohongan. Pejabat AS dan Arab Saudi telah berulang kali menolak klaim Houthi atas tanggung jawab dalam serangan ke kilang minyak itu. Namun Amerika tetap mengarahkan tudingan ke Iran.

“Ini agitasi untuk perang, karena didasarkan pada kebohongan; ini didasarkan pada penipuan,” kata Zarif.

Zarif berharap Iran menghindari konflik dan menyatakan Teheran siap berdialog dengan Arab Saudi dan UEA. Namun, kata Zarif, Iran tidak mau membuka diskusi jika AS tidak melepaskan sanksi penuh sesuai janjinya sebagai imbalan perjanjian nuklir 2015.

“Saya membuat pernyataan yang sangat serius bahwa kita tidak menginginkan perang; kami tidak ingin terlibat dalam konfrontasi militer, “ujar Zarif. “Tapi kita tidak akan berkedip untuk mempertahankan wilayah kita,” pungkas dia.

(dal/fin).


Sumber: FIN.CO.ID

Berita Terkait



add images