iklan Asap tebal menyelimuti Stadion Tuah Pahoe, Palangka Raya, saat pertandingan Liga 1 2019 antara Kalteng Putra melawan Persebaya, kemarin (13/9).
Asap tebal menyelimuti Stadion Tuah Pahoe, Palangka Raya, saat pertandingan Liga 1 2019 antara Kalteng Putra melawan Persebaya, kemarin (13/9). (Angger Bondan/Jawa Pos)

Misalnya yang terjadi di Lahan Usaha 1 Paket A Dusun Sri Mersing, Kampung Jatibaru, Bunga Raya. Lahan itu terbakar sejak Jumat pagi (13/9).

Para pemadam mulai bekerja pukul 7 pagi. Berhenti untuk salat Duhur di siang hari. Setelah api padam pun, mereka masih terus berpatroli di sekitar gambut-gambut kering.

Untuk menjaga kondisi tubuh, Nababan mengandalkan teh yang direbus dengan serai. ”Malam hari (minum, Red) STMJ (susu, telur, madu, jahe, Red). Itu saja, insya Allah sehat,” katanya.

Elwizan juga meminta para pemain menjaga pola makan. Selain itu, istirahat yang cukup sangat dibutuhkan untuk memelihara kondisi tubuh. ”Karena semua bergantung imun dalam tubuh. Kalau imun kuat, pemain akan tetap sehat meski menghirup banyak asap,” katanya.

Gelandang Kalteng Putra Takuya Matsunaga juga mengaku terbantu dengan terapi oksigen yang diberikan oleh dokter tim. Apalagi, dia baru satu pekan berada di Palangka Raya. ”Masih harus adaptasi dengan cuaca,” ucap dia.

Para pemain tim tamu jelas terganggu dengan kondisi Palangka Raya.

Saat turun dari bus setibanya di stadion, kiper Persebaya Miswar Saputra tampak mengenakan masker.

Rekan setimnya, Misbakus Solikin, juga terganggu untuk urusan pandangan di dalam lapangan. ”Memasuki sekitar menit ke-80, kabut asap kian tebal. Tapi, kami setim sudah sepakat tidak akan sambat (mengeluh, Red),” kata pemain berposisi gelandang itu seusai laga yang berakhir dengan skor 1-1 tersebut.

Editor : Ilham Safutra

Reporter : gus/tau/c11/ttg


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images