iklan Kondisi bandara Sultan Syarif Kasim II diliputi asap saat pagi, beberapa penerbangan ditunda karena buruknya cuaca, Jumat (13/9).
Kondisi bandara Sultan Syarif Kasim II diliputi asap saat pagi, beberapa penerbangan ditunda karena buruknya cuaca, Jumat (13/9). ((Said Mufti/Riau Pos/Jawa Pos Group))

Hasil pemantauan kondisi kualitas udara wilayah karhutla yang dilakukan BMKG, titik pemantauan partikel pencemar udara ukuran 10 mikron (PM10) di wilayah Pekanbaru, Riau berada dalam kategori berbahaya dengan menyentuh angka 404,71 µg/m3 pada pukul 12.00. ’’Sedangkan di wilayah Pontianak, Kalimantan Barat, dikategorikan dalam kondisi sedang dengan besaran konsentrasi 95,89 µg/m3 pada saat yang sama,’’ jelas Dwikorita.

Sementara itu kabut asap di Kota Dumai semakin parah. Bahkan, jarak pandang hanya berkisar 400 meter saat pagi dan 800 meter ketika sore. Kualitas udara juga semakin turun. Pukul 07.00 WIB kemarin udara di Dumai berada di level berbahaya dengan angka di atas 300. Lalu, saat sore berada di level sangat tidak sehat dengan angka 251.

Kepala BPBD Kota Dumai Afri Lagan mengatakan kepada Riau Pos, berdasar analisis BMKG Riau, wilayah sebagian besar Riau –terutama wilayah pesisir, yakni Dumai, Duri, dan Rohil– mendapat asap kiriman dari Inhil, Pelalawan, serta Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.

Sementara itu, tim Satgas Karhutla Dumai melakukan upaya pendinginan di sejumlah hot spot dan daerah yang berpeluang terbakar. ”Sekitar 150 personel gabungan terus bekerja melakukan pemadaman di sejumlah titik. Bahkan, ada beberapa petugas yang tidur di lokasi guna memastikan hot spot benar-benar padam,” ujarnya.

Asap tebal di Kota Dumai melumpuhkan aktivitas di Bandara Pinang Kampai. Dia mengatakan, jarak pandang yang terbatas membuat pesawat tidak bisa landing di Bandara Pinang Kampai. ”Hari ini (kemarin, Red) paling parah, jarak pandang hingga sore di bawah 1 km,” terangnya.

Editor : Ilham Safutra

Reporter : (tau/hsb/ind/c7/c10/oni/ayi)


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images