iklan MASA KRITIS: Akila (kiri) dan Azila dirawat di ruang ICU kemarin (15/8). Akila sempat demam, tapi itu dianggap wajar oleh tim dokter. Kedua orang tua diminta untuk selalu menemani mereka. (Allex Qomarullah/Jawa Pos)
MASA KRITIS: Akila (kiri) dan Azila dirawat di ruang ICU kemarin (15/8). Akila sempat demam, tapi itu dianggap wajar oleh tim dokter. Kedua orang tua diminta untuk selalu menemani mereka. (Allex Qomarullah/Jawa Pos)

JAMBIUPDATE.CO, - Setelah dapat dipisahkan pada Rabu (14/8), Akila-Azila, bayi kembar siam asal Kota Kendari, dirawat di ruang ICU. Mereka masih diberi obat tidur agar bisa menjalani masa pemulihan secara maksimal. Kondisi keduanya stabil kemarin (15/8). Hanya, suhu tubuh Akila sempat meningkat hingga 38 derajat Celsius.

Namun, menurut Kepala Tim Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) dr Agus Harianto SpA (K), hal tersebut wajar. Apalagi, saat operasi, pembedahan jaringan pada perut dan dada cukup luas. Selain itu, dilakukan pembelahan liver dan pemisahan selaput jantung.

Tetapi, dia tidak menyangka Akila yang mengalami demam. Bayi tersebut memiliki luka defek yang lebih kecil daripada saudara perempuannya, Azila.

Pembatasan kunjungan pun dilakukan. Hanya orang tua mereka yang boleh masuk ke tempat si kembar dirawat ”Saya malah menganjurkan orang tua, terutama ibunya, untuk menjenguk si kembar lebih dari sekali sehari. Itu bisa mengurangi stres pada bayi nanti,” katanya.

Pascaoperasi, tidak terjadi pendarahan pada keduanya. Berdasar keterangannya, pada operasi separasi, tak banyak stok darah yang dibutuhkan. Azila hanya menggunakan sekitar 100 cc darah. Sementara itu, Akila tak menggunakan stok darah sama sekali.

”Kondisi mereka sangat baik. Yang kami takutkan, terjadi infeksi pada keduanya,” tuturnya. Hal tersebut disebabkan mereka masih anak-anak dan baru menjalani operasi yang masif. Dengan begitu, infeksi dapat dengan mudah menulari mereka. Sebab, daya tahan tubuh mereka menurun.

Di sisi lain, dokter spesialis bedah anak yang tergabung dalam PPKST dr Poerwadi SpB SpBA (K) mengatakan bahwa yang memiliki risiko besar terkena infeksi adalah Azila. Sebab, dia memiliki luka defek lebih luas.

Menurut dia, keduanya membutuhkan waktu tujuh hari untuk pemulihan. Kemarin keduanya mulai diberi dekstrosa atau cairan gula melalui slang sonde yang dimasukkan dari hidung ke kerongkongan hingga lambung. Dekstrosa tersebut dikonsumsi agar di usus mereka tidak terjadi artrofi. Yakni, pengurangan ukuran yang disebabkan mengecilnya ukuran sel.


Berita Terkait



add images