iklan Nyoman Dhamantra (kanan) digiring menuju ruang penyidik KPK, Kamis (8/8). Foto : Ridwan/Jawapos
Nyoman Dhamantra (kanan) digiring menuju ruang penyidik KPK, Kamis (8/8). Foto : Ridwan/Jawapos

JAMBIUPDATE.CO, DENPASAR Kongres PDIP di Bali ternoda. Anggota DPR RI dari PDIP, Nyoman Dhamantra ditangkap KPK saat kongres baru dimulai, Kamis (8/8/2019).

Politisi asal pulau Dewata Bali itu ditangkap KPK terkait kasus impor bawang putih.

Penangkapan itu membuat para petinggi PDIP geram. PDIP memastikan akan memecat Nyoman Dhamantra.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah menyiapkan SK pemecatan terhadap politisi yang duduk di Komisi IV DPR RI itu.

Ibu Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum sudah menandatangani (SK Pemecatan) dan menggunakan hak prerogatif beliau. SK sudah ditandatangani, tinggal mengisi nama yang bersangkutan, kata Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristyanto, di arena Kongres V PDIP, Kamis (8/8) malam.

Dia menegaskan, terkait perkara korupsi, PDIP sudah memiliki sikap tegas dan jelas. Sanksi bagi kader yang melakukan korupsi adalah pemecatan.

Tidak ada ampun. Karena saat Malam Budaya, Ibu Mega menegaskan bahwa PDIP tidak menolerir pelaku tindak pidana korupsi. Kalau itu dari kader PDIP akan diberikan sanksi pemecatan, sebutnya.

Tak hanya itu, dia menegaskan bahwa pemecatannya seketika. Dan tidak ada bantuan hukum. Ini sudah yang kedua kalinya, saat kongres ada kader yang tertangkap dalam OTT KPK. Bagaimana PDIP melihatnya?

Hasto menegaskan, ini akan menjadi otokritik bagi partainya. Khususnya dalam mencalonkan kader yang duduk di legislatif agar melalui seleksi ketat. Pun demikian dengan yang sudah duduk sebagai anggota legislatif.



Yang tidak memenuhi kualifikasi, tidak dicalonkan kembali, imbuhnya.

Hasto juga menegaskan, penangkapan terhadap Nyoman Dhamantra tidak ada sangkut pautnya dengan pelaksanaan kongres yang baru dibuka Kamis siang.

Saat disinggung kemungkinan akan dilakukannya audit, dia menyebutkan bahwa pelaksanaan Kongres V PDIP justru yang paling murah.

Kami siap dibandingkan dengan parpol lain, pungkasnya.

Sebelumnya, KPK menginformasi kabar yang menyebutkan bahwa anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP Nyoman Dhamantra telah dibawa ke Gedung KPK Jakarta.

Kader parpol banteng moncong putih itu terjaring OTT mengenai importir bawang putih.

Dhamantra saat berita ini ditulis tengah berada di ruang penyidik KPK di Kuningan, Jakarta untuk diperiksa secara intensif. Politikus PDI Perjuangan itu tiba di Gedung KPK sekitar pukul 14.14 WIB.

Tadi sudah diamankan satu orang lagi, dan telah berada di KPK untuk proses pemeriksaan lebih lanjut. Dibawa tim dari Bandara Soekarno-Hatta, kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (8/8).

Febri menyampaikan, hingga saat ini KPK telah mengamankan 12 orang dari operasi senyap yang mula dilakukan di wilayah Jakarta pada Rabu (7/8) malam. Sebab sebelumnya tim penindakan telah mengamankan 11 orang dari unsur swasta, pengusaha dan orang dekat anggota DPR RI.

Total 12 orang kami amankan saat ini. Tadi kami amankan satu lagi dari Bandara Soetta, ucap Febri.

Dalam operasi senyap tersebut, KPK turut mengamankan sejumlah barang bukti transfer uang sebesar Rp 2 miliar. Bahkan KPK juga mengamankan sejumlah mata uang asing dollar Amerika Serikat.

Namun, hingga kini KPK belum menjelaskan secara rinci berapa total nilai mata uang asing tersebut.

Ada mata uang asing dari salah satu pihak, kami sampaikan lagi nanti jumlahnya berapa, terang Febri.

Mulanya tak banyak yang tahu bahwa pria tersebut merupakan anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan. Kemudian setelah ditelusuri, benar bahwa pria tersebut merupakan Nyoman Dharmantra.

Bahkan Ketua Badan Hukum PDI Perjuangan, Junimart Girsang mengaku kaget bahwa Dhamantra diciduk lembaga antirasuah. Sebab dia sempat melakukan komunikasi dengan Dhamantra.

Namun sekitar pukul 03.44 Wita, Dhamantra pamit mengaku bahwa mertuanya terbaring sakit.

Politikus asal Bali tersebut kemudian pamit meninggalkan rangkaian acara Kongres PDI Perjuangan yang berlangsung di Hotel Grand Inna Bali Beach.

Pukul 03.44 Wita (dia pamit dari kongres) ada berita mertua sakit. Nih (sambil menunjukkan ponselnya), saya bilang ya semoga lekas membaik dan masih dibalas 12.40 Wita tadi masih balas, siap, ucap Junimart.

Dia diduga menerima suap Rp 2 miliar terkait impor bawang putih. Sebab Dhamantra merupakan anggota Komisi VI DPR yang membidangi industri, investasi dan persaingan usaha.

Padahal pada Rabu (7/8) malam, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputeri telah mengingatkan para kadernya untuk tidak melakukan tindakan penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan selama kongres berlangsung. Instruksi itu bernomor 6255/IN/DPP/VIII/2019 dan tertanggal 5 Agustus 2019.

(baliexpress/hai/man/jpr)


Sumber: www.pojoksatu.id

Berita Terkait



add images