iklan Petani garam/ist.
Petani garam/ist.

JAMBIUPDATE.CO, MAKASSAR Industri garam sulit terwujud di Sulsel jika produksi tak dibenahi. Kualitasnya jauh dari harapan.

Kadar garam produksi petani di Sulsel hanya 80 persen. Masih jauh dari standar sebesar 90 persen. Jika tak segera dibenahi, harga garam sulit dinaikkan. Tak memenuhi untuk kebutuhan industri, hanya untuk konsumsi saja.

Sekarang stok garam menumpuk di gudang, tidak ada yang beli. Kalau pun ada, harganya murah, tutur Syamsudin, petani garam di Jeneponto.

Biasanya, satu karung besar dihargai Rp200 ribu, kini anjlok hingga Rp35 ribu saja. Sekarang puncak musim panen, tapi tak ada pedagang yang datang, bebernya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jeneponto, Syafruddin Nurdin menilai anjloknya garam Jeneponto karena produksi garam yang melimpah. Dilain sisi, kata dia kadar garam Jeneponto belum mencapai 80 persen. Jika ingin diserap industri, kadar garam minimal 90 persen.

Saat ini Unhas sedang mengerjakan itu. Muda-mudahan bisa terwujud,katanya.

Kendala ini, juga disampaikan Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar. Tetapi, kata dia soal produksi garam sudah tidak diragukan lagi.

Lahan yang tersedia sekarang sudah di atas 600 hektare. Itu maaih bisa dibuka lagi,katanya.

(mum/dir)


Sumber: fin.co.id

Berita Terkait



add images