iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA Rencana dua unicorn besar yakni Traveloka dan Tokopedia ikut bermain dalam bisnis penyelenggaraan ibadah umrah menuai protes dari biro travel umrah dan haji. Sebab ratusaan ribu karyawannya terancam di PHK.

Ketua Bidang IT, SDM, dan Organisasi Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (SAPUHI), Ihsan Fauzi Rahman dengan tegas menolak kehadiran Traveloka dan Tokopedia dalam bisnis penyelenggaraan bisnis umrah dan haji lewat online.

Kami menolak keterlibatan Traveloka dan Tokopedia (bisnis umrah online). Kita sepakat bisnis ini harus dimiliki oleh anak bangsa dan harus muslim tidak boleh sampai nantinya dikuasi pihak asing, ujar Ihsan saat acara diskusi Penyelenggaraan dan Sistem Pembayaran Haji Umroh Berbasis Online yang digelar Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) di Jakarta, kemarin (24/7).

Dia melanjutkan, seharusnya pemerintah memikirklan nasib ribuan karyawan biro travel umrah dan haji yang menggantungkan nasibnya pada bisnis ini. Namun sebaliknya ingin mematikannya dengan memfasilitasi dua unicorn tersebut.

Kabid Litbang Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh (AMPHURI), Rudi mengungkapkan bahwa perputaran uang dari bisnis travel umrah dan haji mencapai Rp33 triliun per tahun. Dan bisnis ini memang sangat menggiurkan sehingga banyak dilirik pihak lain.

Pemerintah harusnya lebih bijak, kalau mau bikin platform online demi tingkatkan jamaah umrah dan haji bukan mengajak dua uncorn yang asetnya dikuasai asing seperti Traveloka dan Tokopedia. Karena kita pelaku (travel umrah dan haji) bisa membuatnya, ucap dia.

Kendati demikian, kata dia, Traveloka dan Tokopedia bukan sebagai penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah Haji (PPIU). Sehingga jika tetap dipaksakan telah bertabrakan dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama (Kemenag).

Kesempatan yang sama, menanggapi penolakan dari sejumlah travel umrah dan haji, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rudiantara mengaku bahwa Traveloka dan Tokopedia tak akan menjadi agen travel umrah online. Artinya tidak akan menggilas agen travel umrah konvensional sebab juga tidak termasuk PPIU.

Traveloka dan Tokopedia tidak pernah dirancang menjadi penyelenggara umrah, kata dia.

Oleh karena itu, Rudiantara meminta kepada agen travel umrah konvensional tidak perlu khawatir bisnisnya umrahnya dilibat oleh dua unicorn tersebut.

Kan bukan PPIU, kalau dia PPIU baru artinya bisa mematikan. Nanti ada istilahnya menjadi duopoli atau apa. Ini kan tidak akan menjadi PPIU, ucap Rudiantara.

Rudiantara mengungkapkan alasan menggandeng Traveloka dan Tokopedia bermain dalam bisnis umrah online karena demi mencapai target sebanyak 30 juta jamaah pada tahun 2030 sesuai arahan dari Muhammad bin Salman putra Raja Arab Saudi.

Maka, untuk mengambil peluang itu kan kita harus tingkatkan berlipat-lipat dari saat ini, karena itu diharapkan melalui sistem umrah dan haji online dengan menggandeng Traveloka dan Tokopedia kita bisa memenuhi target itu, ujar Rudiantara.

Anggota Pokja Keuangan dan Perbankan KEIN, Ade Widya sependapat yang disampaikan oleh Menteri Rudiantara, bahwa travel umrah dan haji tidak perlu khawatir bisnisnya dicaplok oleh Traveloka dan Tokopedia.

Traveloka dan Tokopedia tidak akan ikut menjadi penyelenggara haji, hanya akan menjadi platform digital yang turut memasarkan paket umrah dan haji dari para travel yang sudah mengantongi izin PPIU, kata Ade.

Namun menurut dia, yang masih jadi kekhawatiran adalah data yang mungkin bisa diakses oleh platform digital yang memasarkan penyelenggaraan haji dan umrah seperti Tokopedia dan Traveloka nantinya.

Ini sedang kita kaji bagaimana skema dan aturan mainnya yang nanti rumusan ini diberikan ke pemerintah agar hal-hal yang ditakutkan tidak terjadi dan tidak merugikan travel-travel haji dan umrah yang sudah ada, ucap Ade.

Sementara Direktur Bina Haji Khusus dan Umrah Kemenag, Arfi Hatim mengatakan, untuk kegiatan umrah dan haji semua pelayanan masih tetap melalui PPIU.

Tujuan penyelenggaraan haji dan umrah kan itu penggunaan, pelayanan, dan perlindungan. Jadi itu yang selalu kami pegang di Kemenag, ungkap Arfi.

(ds/din/fin)


Sumber: fin.co.id

Berita Terkait



add images