iklan Ratu Munawaroh, foto :ist.
Ratu Munawaroh, foto :ist.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Pengamat Politik Jambi, Bahren, menyebutkan, jika Ratu Munawwaroh merupakan seorang politisi yang juga memiliki pengalaman yang cukup saat mandampingi Zulkifli Nurdin semasa hidup.

"Namun, secara pribadi belum memilki pengalaman dibirokrasi, hanya sebatas ketua Dekranasda saat mendampingi pak ZN," katanya saat dikonfirmasi harian ini.

Kendati demikian, lanjut Bahren, pengalamannya di DPR RI layak menjadi pertimbangan maju di Pilgub mendatang.

Meski PAN itu banyak tokoh yang berkualitas bagus, sepeti H Bakri dan Bambang Bayu Suseno (BBS) untuk dicalonkan, namun Ratu Munawwaroh disebut paling punya peluang lebih besar dari yang lainnya.

"Ratu Munawaroh punya nama karena pernah mendampingi suami Zulkifli Nurdin sewaktu jadi Gubernur Jambi lalu.  Tentu ini bisa didompleng nantinya," katanya.

Menurutnya, nama mantan Gubernur Jambi Almarhum Zulkifli Nurdin, cukup besar di Provinsi Jambi. Oleh karena itu, hal itu tentu menjadi modal besar bagi Ratu untuk maju di Pilgub 2020 mendatang.

"Kalau Bakri hanya punya basis di Jambi timur, BBS palingan hanya bisa di Muaro Jambi. Sementara Ratu Munawaroh ini dikenal hampir di semua daerah di Jambi. Jadi Ratu punya peluang lebih besar dari yang lalin," ungkap.

Lantas, apakah kembalinya Ratu Munawwaroh di dunia politik ini disinyalir untuk meneruskan trah keluarga Nurdin?, Bahren menyebutkan, bisa saja seperti itu. Karena setelah Zumi Zola, trah keluarga Nurdin seperti menghilang.

"Tidak punya yang layak dijual, Zumi Laza tidak muncul lagi ke permukaan. Sementara Sum Indra sudah lolos ke DPD RI. Makanya Ratu Munawwaroh yang sebenarnya sudah meninggalkan dunia politik kembali muncul," tukasnya.

Tak jauh berbeda, Pengamat Politik Fisipol Unja, MFarisi menyebutkan, jika partai berlambangkan matahari tersebut memang dibangun oleh sosok seorang Almarhum Zulkifli Nurdin.

Apalagi, saham terbesar kemenangan kontestasi politik pada Pilgub 2015 lalu, memang merupakan milik PAN. Berkaca dari itu, maka untuk posisi Wagub Jambi ini seharusnya miliki kader PAN.

"Kader-kader potensial yang ada saat ini sudah berkiprah, seperti Bakri di Nasional BBS yang merupakan Wabup Muaro Jambi," bebernya.

Munculnya Ratu Munawaroh ini, kata Farisi, lebih kepada untuk melanjutkan trah keluarga Nurdin di dunia politik. Karena, sejauh ini diketahui masih ada beberapa tokoh lain yang digadang-gadangkan mendapatkan posisi Wagub itu.

"Artinya, keluarga dari Nurdin sendiri tetap ingin partai ini tetap dipegang dan diteruskan oleh keluarganya," ungkapnya.

Namun, dilihat dari perspektif di mata masyarakat, dirinya justru menginginkan sebaliknya, bahwa setelah meninggal Zulkifli Nurdin dan Zumi Zola yang terjerat kasus korupsi, seharusnya menjadi titik awal bagi PAN untuk menjadi partai yang lebih modern.

"Dalam arti menunjukkan kapasitas, dibandingkan hanya sekedar popularitas belaka. Ini sebenarnya momentum bagi PAN untuk merepormasi dirinya lepas dari bayang-bayang ZN," jelasnya.

Seharusnya, PAN harus bisa lebih mengedepankan persaingan yang terbuka bagi semua kader, bukan hanya sebatas memandang trah keluarga saja. "Seharusnya, lebih mengedepankan bagi kader yang sudah berkiprah lama di partai," imbuhnya.

Dirinya pun mengaku belum mengetahui banyak soal track record dari Ratu Munawaroh sendiri selama di dunia politik. "Saya belum pernah mengetahui kiprah beliau di dunia politik selama mengamati dunia politik," tukasnya. (wan/aiz)


Berita Terkait



add images