iklan Ilustrasi penjualan bawang putih. Menjelang lebaran, harga bawang putih coba dipertahankan supaya tak melambung. (Dok. JawaPos.com)
Ilustrasi penjualan bawang putih. Menjelang lebaran, harga bawang putih coba dipertahankan supaya tak melambung. (Dok. JawaPos.com)

JAMBIUPDATE.CO, Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus memantau ketersediaan barang kebutuhan pokok (bapok) dan kestabilan harga menjelang Lebaran 2019. Kemarin (10/5) Kemendag mengecek ketersediaan dan harga bapok, khususnya bawang putih, di ritel modern Giant Ekstra CBD Bintaro, Tangerang.

Kemendag optimistis pergerakan harga bawang putih kian kondusif.

Saat ini harga bawang putih sudah turun dan stok aman tersedia di ritel modern seluruh Indonesia, ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Tjahya Widayanti.

Tjahya menjelaskan, Kemendag telah mengadakan rapat koordinasi bersama pelaku usaha serta Aprindo pada Rabu (8/5) yang menghasilkan kesepakatan harga jual bawang putih honan/sico curah di ritel modern Rp 35 ribu/kg. Bawang putih kating dijual Rp 40 ribu/kg.

Untuk stabilisasi harga di pasar rakyat, pada 6 Mei Kemendag juga telah melaksanakan rapat koordinasi dengan para pelaku usaha dan menyepakati harga bawang putih honan/sico di tingkat konsumen Rp 32 ribu/kg.

Tjahya menegaskan, sejak 18 April lalu, operasi pasar (OP) bawang putih dilakukan di beberapa daerah.

Misalnya, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, DI Jogjakarta, Jawa Te ­ngah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Lampung, Jambi, dan Riau. Selain itu, OP bawang putih bakal dijadwalkan di beberapa daerah lain.

Hingga 7 Mei 2019, pada OP telah digelontorkan 375,8 ton bawang putih di 13 provinsi dan memberikan dampak yang positif. Saat ini OP berlangsung di Bandung dengan jumlah bawang putih yang digelontorkan 4 ton dan dijual Rp 30 ribu/kg di tingkat konsumen, jelas Tjahya.

Pada kesempatan sebelumnya, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey memastikan bahwa pihaknya siap melayani masyarakat memenuhi kebutuhan barang pangan untuk menghadapi Ramadan.

Hampir seluruh pelaku usaha ritel di Indonesia sudah menyiapkan stok cadangan hingga 50 persen.

Masyarakat tidak akan kekurangan stok, kata Roy. Roy menuturkan, sejauh ini permintaan masih normal. Belum ada lonjakan permintaan.

Daging Masih Stabil

Di Jatim, permintaan daging pada awal puasa belum terlalu signifikan. Diperkirakan, kenaikan permintaan baru terasa mulai minggu ketiga. Itu pun masih sedikit, kira-kira naik 5 persen jika dibandingkan dengan awal puasa, ujar Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim Muthowif kemarin.

Kemudian, permintaan daging naik kembali pada H-4 hingga H-2. Kalau H-1 cenderung situasional. Ada kemungkinan naik 10-15 persen, tapi kadang sepi seperti hari biasa, katanya.

Menurut dia, kondisi demikian selalu terjadi setiap tahun. Ditambah, pada H-1 masyarakat menunggu keputusan pelaksanaan Idul Fitri dari pemerintah.

Sementara itu, tren harga daging sapi segar masih bertahan di Rp 125 ribu per kg untuk kualitas paling bagus. Kemudian, daging kualitas biasa dijual Rp 105 ribu per kg dan kualitas bawah Rp 95 ribu per kg. Harga tersebut bertahan dua tahun terakhir.

Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Jatim Wemmi Niamawati menyebutkan, jumlah stok daging sapi selama Ramadan dan Lebaran mencapai 15.580 ton daging.

Bukan hanya daging sapi, pihaknya juga menjamin stok daging ayam pada periode itu aman. Karena itu, pihaknya berkoordinasi dengan para peternak sapi dan ayam. Juga, memastikan ketersediaan dengan asosiasi pengusaha serta rumah potong hewan dan pasar.

Editor : Dhimas Ginanjar

Reporter : (agf/res/c14/oki)


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images