iklan

JAMBIUPDATE.CO, MUARABUNGO - Mahyudin, Kepala Sekolah MTSN Babeko telah mengakui kekerasan yang dilakukan terhadap empat orang siswanya. Hal ini disampaikannya di Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Bungo, Kamis (8/11).

Mahyudin mengatakan, pemukulan pada tangan empat siswanya ini sebagai bentuk hukuman pelanggaran disiplin. Pemukulan ini menurutnya bukanlah tindakan kekerasan.

"Memang benar, Saya sendiri yang melakukan pemukulam tersebut. Tujuannya agar siswa disiplin dan juga menciptakan akhlak yang baik kepada anak. Saya memukulnya dengan penggaris kayu," ucap Mahyudin.

Mahyudin menyebutkan, ia memukul empat siswanya tersebut bukanlah karena meminjam bola kasti. Namun, empat siswa ini sudah berani kurang ajar dengan mengeluarkan kata - kata kotor pada guru olahraganya.

"Anak itu sudah kurang ajar sama guru. Dia sudah mencaruti guru olahraganya yang bernama Agusman. Dengan adanya hukuman itu dimaksud agar ada efek jera terhadap murid, supaya lebih menghargai guru," jelasnya.

Dikatakan Mahyudin, hukuman dengan memukul telapak tangan tersebut, memang telah diterapkan di MTs. Pemukulan tidak boleh dengan tangan. Tapi setiap guru disarankan memiliki rol pendek untuk memukul siswanya.

"Saya rasa pecutan ditelapak tangan bukan hukuman yang bahaya, karena tidak akan melukai dan tidak akan mematikan. Bahkan, menurut ahli saraf, kejutan ditangan akan meningkatkan sirkulasi darah diotak," ucapnya.

Sementara itu Kepala Kantor Kemenag Bungo, Hasbi berharap permasalahan ini bisa diselesaikan dengan cara perdamaian. Pihaknya berusaha untuk memanggil kedua pihak untuk dilakukan mediasi.

"Saya berharap persoalan ini bisa selesai secara baik-baik. Terkait laporan ke pihak kepolisian itu merupakan hak dari korban. Namun, apa salahnya semua diselesaikan secara musyawarah dan mufakat terlebih dahaulu," ucap Hasbi. (ptm)


Berita Terkait



add images