iklan Ilustrasi.
Ilustrasi.

JAMBIUPDATE.CO,  GORONTALO - Seorang mahasiswi (19) warga Tanjung Keramat, Gorontalo, sebut saja Bunga, 19, menjadi korban kebiadaban NN.

Saat hendak pergi ke kampus, Bunga diduga diperkosa berulang kali, hingga kemudian dibiarkan terlantar begitu saja.

Hingga saat ini Bunga mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit, karena depresi berat yang dialaminya.

Kejadian ini terjadi Sabtu (29/4). Dari penuturan orang tua korban, saat itu sekitar pukul 12.00 Wita, Bunga sedang menunggu angkot untuk berangkat ke kampus, di Halte yang tak jauh dari rumahnya di Tanjung Keramat.

Sesaat kemudian datang pelaku NN dengan mengendarai mobil pick up, dan menawari tumpangan. Waktu yang mepet, plus jarak rumah yang jauh dari kampus, membuat NN sulit menolak tawaran itu.

Di tengah perjalanan, pelaku NN memperlihatkan sebuah barang dikeluarkan dari dompetnya. Diduga barang itu adalah sebuah jimat, karena setelah melihatnya Bunga langsung tak sadarkan diri dan baru sadar saat tiba di depan kampus.

Awalnya Bunga ingin langsung turun dari mobil, tapi kemudian NN menahan dirinya dan meminta Bunga agar tidak berteriak.

Di bawah ancaman, Bunga pun dibawa pergi ke dalam hutan di wilayah Batudaa Pantai. Di sinilah pertama kali NN menjalankan aksi bejatnya.

"Anak saya mangaku, dibawa berputar-putar Kota dan Kabupaten Gorontalo, kemudian diperkosa dua kali. Satu kali dalam mobil saat terparkir di kawasan Pabean, dan di salah satu pinggiran hutan di Kabupaten Gorontalo," ujar orang tua korban saat diwawancara Radar Gorontalo (Jawa Pos Group), Selasa (2/4).

Ulah NN terbongkar saat salah seorang kerabat korban yang bertugas menjemputnya di kampus, memberi tahu kalau korban tidak masuk kampus. Orang tua korban langsung panik, dan coba mencari.

Puncaknya, pada Minggu (30/4) keesokannya, sekitar pukul 03.20 wita, korban sempat mengirim pesan via telepon seluler miliknya kepada ayahnya tentang kondisinya.

"Papa, saya ada di sini, hanya saya tidak tahu kampung apa ini," cerita Ardin meniru isi pesan selular anaknya itu.

"Karena khawatir, saya langsung melaprokan berita itu pada pihak kepolisian, sehingga pencaraian langsung dilakukan. Dengan penelusuran keberadaan korban melalui GPS dari pesan singkat, yang dikirimkan korban minggu dini hari. Posisi korban ditemukan berada di Desa Luluo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo. Sampai melakukan penyisiran dan berhasil menemukan korban beserta pelaku yang bersembunyi disalah satu rumah yang ada disana," timpal Ardin.

Kemudian polisi langsung mengamankan pelaku dan membawa korban ke rumah sakit untuk diperiksa.

Ardin mengatakan, saat ditemukan anaknya sudah dalam kondisi pucat dan hanya bisa termenung tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

"Anak saya sangat terpukul dan depresi akibat kejadian yang menimpanya itu, ungkap Ardin, seperti diberitakan Radar Gorontalo (Jawa Pos Group).

Bahkan menurut Ardin, dari hasil pemeriksaan luar, terdapat sejumlah luka lebam di sejumlah bagian tubuh anaknya.

"Hati saya hancur melihat kondisi anak saya sekarang ini Pak, apalagi dia adalah satu-satunya anak saya yang sangat saya harapkan menjadi orang yang berpendidikan, tapi sekarang masa depan anak saya sudah hancur," tuturnya dengan nada pelan.

Hingga tadi malam belum ada konfirmasi resmi dari pihak kepolisian Resort Gorontalo Kota, tentang perkembangan kasus ini.

Hanya saja menurut informasi yang didapat, saat ini pelaku telah diamankan di Kantor Mapolres Gorontalo Kota untuk menjalani pemeriksaan.(rg-62)


Sumber: www.jpnn.com

Berita Terkait



add images