iklan Ilustrasi.
Ilustrasi.

JAMBIUPDATE.CO - Perkembangan media sosial sulit dibendung. Indonesia termasuk negara dengan jajaran pengguna medsos terbesar di dunia. Mulai dari dewasa hingga anak-anak. 

Di sisi lain, lemahnya pengawasan terhadap medsos membikin munculnya penyalahgunaan yang menjurus ke arah negatif bahkan tindakan kriminal.

Contohnya saja terjadi di Karawang, Jawa Barat. Hanya gara-gara memposting kaus almamater SD yang dibakar ke jejaring sosial Facebook, siswa dua SD di Desa Karyamukti, Kecamatan Lemahabang, nyaris tawuran.

Parahnya, rencana tawuran sebagai aksi balas dendam tersebut juga diunggah di media sosial. Akibatnya, para guru dan kepala sekolah sempat kerepotan meredam para siswanya karena khawatir menjalar isu pada para alumninya.

Guru SDN Karyamukti II, Ojo mengatakan,peristiwa terjadi saat kaos lama dari siswa SDN Karyamukti 1 dibakar oleh siswa dari SDN Lemahabang 1. Pelaku diketahui merupakan siswa pindahan dari karyamukti 2.

"Pembakaran kaos itu difoto dan diposting ke Faceebook oleh salah satu siswa. Muncul aksi balasan yang juga diunggah ke medsos. Kaus olahraga siswa SDN Karyamukti 2 di injak-injak oleh siswa SDN Karyamukti 1," ujar dia sebagaimana dilansir Karawang Bekasi Ekspres Online (JawaPos Grup), Senin (5/12). 

Akibat persoalan ini, para siswa semakin memanas, sampai akhirnya merencanakan aksi tawuran yaitu siswa SDN Karyamukti 1 hendak menyerang SDN Karyamukti 2 pada Jumat (2/12) kemarin. 

Namun, semuanya berhasil di redam para guru di sekolah masing-masing, bahkan khawatir memancing emosi para alumni di kedua SD, pihak guru memerintahkan siswa yang memosting gambar-gambar tersebut langsung menghapus di akunnya.

Sambil memberikan pembinaan di kelas, Ojo meminta agar tidak ada tawuran maupun perlawanan apapun. 

"Berawal dari kaos olahraga dibakar, difoto dan diunggak ke FB, dibalas juga dengan injakan kaos SD lainnya, ya beginilah jadinya," ungkapnya.

Sementara, Kepala SDN Karyamukti 1 yang juga Plt Kepala SDN Karyamukti 2, Padi mengatakan, sebenarnya aksi saling unggah ini sempat difasilitasi sekolah dengan memanggil orangtua para siswanya untuk meyakinkan agar dijaga sikapnya. 

Namun, diakui Padi, justru anak-anak malah semakin sulit diredam, bahkan informasi terakhir merencanakan tawuran setelah pulang sekolah di hari Jumat dengan peralatan bambu dan batu seadanya.

Khawatir menjalar pada emosi para alumni di dua sekolah yang dia pimpin, dirinya langsung melapor kepada aparat Desa Karyamukti agar menjadi perhatian. 

Karena, saling ejek anak-anak itu terjadi banyaknya di luar jam sekolah.

Pihaknya sudah mengarahkan semua guru agar bisa meredam dan memberikan arahan konsekuensi jika sampai rencana-rencana tawuran yang mencoreng nama baik sekolah itu diberlakukan. 

"Kita melapor ke desa agar menjadi perhatian saja, karena khawatir terjadi di luar jam-jam sekolah," ungkapnya.(rud/kbe/mam/JPG)


Sumber: www.jawapos.com

Berita Terkait



add images