iklan Ilustrasi.
Ilustrasi.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Genderang Pilkada serentak 2017 di Kabupaten Muaro Jambi, Tebo dan Sarolangun telah ditabuh. Perang strategi politik dan adu visi, misi serta program akan terjadi antara pasangan calon.

Bahkan semua kekuatan mulai disatukan. Mulai dari penguatan tim sukses, tim pemenangan hingga mesin Parpol juga bekal digerakkan. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengangkat perolehan suara pada hajatan lima tahunan itu.

Hanya saja, pengamat politik Jafar Ahmad menilai posisi Parpol dalam mendulang suara tidak berpengaruh signifikan dalam Pilkada. Menurutnya hal itu telah dibuktikan dari berbagai riset dan penelitian yang dilakukan.

Yang jelas dalam banyak kajian, parpol tidak memberikan sumbangan signifikan dalam Pilkada," ujarnya.
Jafar menyebutkan dalam Parpol sendiri justru yang bisa mendongkrak suara adalah tokoh atau figur dari partai itu sendiri. Karena figur atau tokoh parpol memiliki masa fanatisme.

Suara itu bisa didulang dengan menjual tokoh partai. Itu saja tidak terlalu besar pengaruhnya," katanya.

Dalam konteks Pilkada kekinian, kantong suara justru bisa terisi melalui karena pengaruh pasangan calon. Apalagi paslon tersebut memilki basis yang kuat dan mengakar.

Posisi calon justru lebih dominan. Karena ia memilki basis suara yang jelas. Ditambah lagi dengan melakukan penguatan tim dari semua lini," jelasnya lagi.

Setali tiga uang, pengamat politik Hadi Suprapto Rusli juga berpandangan sama. Baginya posisi parpol tidak memilki pengaruh signifikan dalam mendulang suara.

Parpol tidak bisa memberikan pengaruh besar. Dalam konteks ini calon akan lebih dominan," katanya.

Menurutnya, dari berbagai Pilkada di Indonesia figur calon justru lebih dominan. Meski ia tidak memungkiri terdapat beberapa daerah dengan basis Parpol bisa melakukan hal Itu.

Lain halnya kalau di Jawa Tengah, salah satu partai lebih mengakar dan memilki basis jelas. Meraka juga fanatik, tapi itu tidak semua terjadi di indonesia," katanya.

Akan tetapi juga berbeda jika calon yang maju miliki hubungan biologis dengan ketua parpol. Jika seperti ini maka, mesin parpol lebih mudah untuk digerakkan.

Kalau memilki hubungan keluarga dengan ketua Parpol mungkin bisa lebih mudah. Misalnya, Zola dan Zulkifli pada pilgub kemarin," katanya. (aiz)


Berita Terkait



add images