iklan Ribuan MasyarakatDesa Air Hitam Laut Kecamatan Sadu tengah menggelar tradisi mandi safar di patai Babussalam belum lama ini. Antusias mayarakat dan ratusan pengunjung telihat ketika tradisi tahunan ini di mulai.
Ribuan MasyarakatDesa Air Hitam Laut Kecamatan Sadu tengah menggelar tradisi mandi safar di patai Babussalam belum lama ini. Antusias mayarakat dan ratusan pengunjung telihat ketika tradisi tahunan ini di mulai.

JAMBIUPDATE.CO, MUARASABAK - Sebagai daerah pesisir, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) memiliki potensi wisata laut yang menjanjikan. Tak hanya hasil lautnya, namun hamparan laut lepas dan bibir pantainya juga menjadi pemandangan yang sanyang jika di lewatkan.

Pemandangan ini setidaknya terlihat di sepanjang pantai Babussalam yang terletak di Desa Air Hitam Laut Kecamatan Sadu. Apalagi, ritual Mandi Safar yang digelar dari tahun ke tahun sudah menjadi tradisi masyarakat setempat. Tradisi ini sudah sangat melekat sehingga tak jarang wisatawan dalam dan luar daerah berbondong-bondong untuk melihat moment ini.

Untuk mencapai lokasi tak membutuhkan waktu yang cukup lama. Dari Kota Jambi pelancong menuju Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjabtim dengan menggunakan transportasi darat dengan jarak tempuh sekitar 3 jam. Jika kedatangan menjelang sore hari, maka kepenantan berkendara akan terobati dengan menyaksikan sunset. Apalagi, para pengunjung nantinya akan meneruskan perjalanan ke lokasi dengan menggunakan transportasi air (speedboat) dengan jarak tempuh selama 2 jam.

BACA JUGA: Pernah Disinggahi Rajo Jambi, Taman Tango Rajo Tebo Tempat Favorit Untuk Bersantai

Menurut Ketua MUI Kabupaten Tanjabtim, K.H Asad Arsyad untuk sampai ke lokasi dengan menggunakan speedboat, pelancong cukup merogoh kocek sebesar Rp 80 ribu. Itu artinya, untuk perjalanan pulang-pergi maka harus mengeluarkan rupiah sebanyak Rp 160 ribu.
Tak hanya itu, di lokasi sendiri juga telah di sediakan penginapan yang di sebut guest house. Penginapan ini sengaja di peruntukan bagi pelancong yang berkunjung ke wilayah ini.

"Saat tiba dilokasi tidak perlu khawatir penginapan. Kami telah meyediakan guest house yang memang diperuntukan bagi wisatawan yang ingin bermalam," jelasnya.

BACA JUGA : Ada Air Terjun Telago Jando di Bungo, Seperti Apa ya?

Sebagai daerah pesisir denga lahan gambut tentunya fasilitas guest house tak seperti hotel bintang 5. Namun pengunjung jangan khawatir di penginapan ini juga terdapat kamar tidur, ruang tamu dan kamar mandi. Kalau fasilitas AC dan televise tidak ada," ujarnya singkat.

Meski begitu, soal kuliner di kawansan ini tak mau kalah dengan wilayah lainnya. Warung-warung di kawasan setempat akan menyuguhkan menu bervariasi yang terdiri dari makanan laut yang jauh lebih segar.

Mengenai pantai, kawasan ini memiliki justru lebih alami. Pantai yang di beri nama Babussalam belum tersentuh dengan pembangunan atau pondok-pondok yang diperuntukan bagi pedagang. Namun untuk meningkatkan minat pelancong, di harapakan peran Pemda untuk meyulap kawasan ini menjadi lebih baik.

"Pantai Babussalam ini langung menghadap ke laut lepas, kalau sore kita bisa melihat nelayan pulang membawa tangkapan," bebernya.
Bila ingin mendapati keramaian, wisatawan dapat mendatangi Pantai Babussalam saat kegiatan mandi Safar. Saat kegiatan itu, ribuan orang berkumpul untuk mengikuti tradisi yang sudah turun temurun ini.

"Mandi Safar merupakan salah satu ritual masyarakat yang diadakan setiap tahun. Kegiatan inu bermaksud memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa agar terhindar dari marabahaya," jelasnya. (yos)

 


Berita Terkait



add images