iklan

JAMBIUPDATE.COM, JAMBI TIMUR Keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang kerap menjajakan dagangannya di Jembatan Pedestarian menuju Gentala Arasy dinilai dapat merusak keindahan tempat wisata. Kondisi ini diperparah lagi dengan maraknya parkir liar didepan jembatan pedestarian, sehingga sering mengganggu pengguna jalan. Diindikasikan parkir liar tersebut dikelola oleh salah satu organisasi di daerah setempat bukan dari dinas Parkir Kota Jambi.

Lurah Kasang, Rosidi, mengatakan, keberadaan PKL di Tanggo Rajo atau yang dikenal dengan nama Ancol memang selama ini menjadi problem, beberapakali pihaknya mengaku sudah kali melayangkan surat kepada para PKL,agar menertibkan dagangannya. Namun sampai saat ini tidak diindahkan oleh para PKL, karena mereka berdalih sudah membayar restribusi pada salah satu organisasi sebesar Rp 10 ribu untuk berjualan disana. PKL nantinya akan kita tertibkan, namun sebelumnya akan berkoordinasi dengan Dinas Pasar dan Pariwisata untuk menyikapi persolan ini, sebutnya.

Pada dasarnya PKL yang berjualan di Jembatan Pedestarian tidak diperbolehkan, karena hal itu bisa mengurangi keindahan objek wisata objek jembatan Gentala Arasy. Pihak kelurahan sudah memberikan teguran, namun PKL selalu banyak alasan dan mengatakan setelah berdagang akan membersihkan tempat dagangan. Dihimbau agar PKL maupun parkir liar untuk segera tertib dengan sendirinya, jangan sampai nanti Satpol PP dan petugas gabungan yang menertibkannya, katanya.

Sementara itu, salah seorang PKL yang ingin tidak mau disebutkan namanya mengaku bahwa para PKL sudah mendapatkan surat teguran bahwa tidak boleh berdagang disana. Namun para PKL tetap akan berjualan, karena telah berkomitmen untuk membersihkan sisa dagangan mereka setelah berjualan. Memang sudah dikasih tau, tapi kami selalu tertib setelah berjualan, sampah bekas jualan kami bersihkan, ujarnya.

(amn)

 

Berita Terkait



add images