iklan Ridwan, SPs.I CHT
Ridwan, SPs.I CHT
Meningkatkan kualitas hidup penyandang down syndrom bisa dilakukan melalui pendidikan dan perawatan yang tepat.  Menurut Psikolog, Ridwan, SPs.I CHT, ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam membantu meningkatkan perkembangan penyandang down syndrom.

Yakni, mengajarkan keterampilan untuk merawat diri sehingga bisa menjadi mandiri. Melakukan kegiatan atau permainan bahasa yang dapat menarik perhatian anak dan memilih alat permainan sesuai tahap perkembangan anak itu sendiri. Selanjutnya melatih motorik halus maupun kasar.


“Untuk mengembangkan motorik halusnya, anak dapat diajarkan menulis, mewarnai, menempel, menggunting kertas, dan sebagainya yang berkaitan dengan kekuatan jari tangan. Sedangkan untuk melatih  motorik kasarnya, anak bisa dilatih berlatih ataupun berlari ataupun jika gerakan tubuhnya lemah, anak itu bisa dilatih dengan terapi fisik,” ujarnya.


Tidak hanya itu, menurutnya senam otak juga bisa melatih perkembangan anak. Yakni sejenis terapi berbentuk senam yang ditujukan untuk memberikan kondisi relaksasi pada otak, melalui gerakan-gerakan sederhana. Karena rata-rata penyandang down syndrom memiliki daya tangkap lemah, terutama yang berkaitan dengan akademisi.


Menurutnya perlu dilatih secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan. Dikatakannya, banyak penyandang down syndrom yang mampu menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi ataupun bekerja, berka dukungan keluarga, terapi dan bimbingan serta stimulasi yang tepat.


Down syndrom sendiri menurutnya memiliki memiliki kesamaan secara fisik dann wajah dan penyandang down syndrom biasanya menyebabkan beberapa penurunan kemampuan kognitif dan pertumbuhan fisik, serta cenderung memiliki kelemahan secara intelektuan dalam kisaran ringan yakni IQ 50-70 hingga sedang yaitu IQ 35-50.


“Umumnya, individu dengan down syndrome memiliki keterlambatan bicara  dan kemampuan bahasa juga menunjukkan perbedaan antara pemahaman berbicara dan mengekspresikannya,” sebutnya.


Sedangkan ciri dan karakteristik lain yang terlihat dari penyandang down syndrome menurutnya, bagian belakang kepala rata, mata sipit karena adanya tambahanlipatan kulit sepanjang kelopak mata, alis dan mata miring, mulut yang mungil, otot lunak, lidah tebal dan pangkal mulut yang cenderung dangkal.


Lebih lanjut dirinya menyampaikan, jika masalah kesehatan yang sering dialami penyandang syndrome down antara lain, sakit jantung berlubang, mudah radang tenggorokan, radang paru-paru, kurang pendengaran, bermasalah dalam bertutur dan penglihatan kurang jelas.


Untuk penyebabnya sendiri, menurutnya dikarenakan adanya gangguan pada kromosom ke-21. yakni pada kromosom ke-21 tersebut tidak sepasang, namun membelah menjadi tiga bagian (trisomi), sehingga terjadi gangguan metabolisme.


Di samping itu, hubungan seks yang dilakukan saat pasangan atau salah satu pasangan stress, juga bisa memungkinkan menghasilkan keturunan yang menyandang down syndrom. Ibu yang melahirkan di usia tua juga bisa berpotensi menyebabkan anak yang dilahirkan menyandang down syndrom. Seperti usia 35-39 tahun, yang kemungkinan melahirkan down syndrome dengan perbandingan 1:280. (sumber: jambi ekspres)


Berita Terkait