Fasha juga mengkritisi foto yang disampaikan oleh PT Singluhur. Menurut Fasha, foto-foto yang ditunjukkan perusahaan tersebut dalam RDP ini bukanlah foto reklamasi tapi hanya reboisasi.
‘’Ini bukan reklamasi Pak. Ini reboisasi. Kalau reklamasi itu yang utama adalah menutup bekas galian ini. Dengan apa? dengan timbunan. Tidak ada satupun dokumentasi timbunan di sini. Cuma hanya pohon-pohon yang sudah ditanam. Kalau ini penanamannya, kita lempar bibit saja sudah tumbuh dia Pak. Jadi ini yang perlu diperbaiki ke depan nanti,’’ jelas Fasha.
Untuk PT Insani Bara Perkasa, Fasha menyebut, perusahaan ini hanya menyerahkan satu lembar surat saja. Padahal RKAB mereka 8,1 juta ton.
‘’Ini kelewatan juga Pak. Masak bapak menyerahkan satu lembar ini? Bapak RKAB 8,1 juta ton per tahun. Bapak cari selamat ini namanya. Jangan seperti itu Pak ya. Lain kali ke depan nanti, bapak lengkapin semua. Dan tidak juga perlu bapak menyampaikan company profile. Bukan itu yang kami lihat. Kalau bapak sudah main di Kalimantan Timur, batu barat itu perusahaan besar semua Pak. Tidak ada CV-CV-an, tidak ada. Perusahaan-perusahaan besar semua. Itu pasti RKAB di atas 5 juta semua. Jadi jangan sampaikan company profile seperti apa, tapi bagaimana produksi Anda? Bagaimana jaminan pasca penambangan dan lain sebagainya. Apa yang Anda lakukan untuk lingkungan, CSR dan lain sebagainya. Itu yanng disampaikan,’’ ujarnya.
Terkait PT Singluhur, Fasha juga menyebut, ia mengamati peta yang disampaikan oleh perusahaan. Ternyata bersentuhan dengan IKN.
‘’Kita harus antisipasi, Pak Dirjen. IKN menjadi ibu kota negara. Sebaiknya dibatasi saja penambangan PT Singluhur ini. Tahun ini saja. Daripada nanti Pak Dirjen biarkan sampai 5 tahun nanti, ternyata 2028 mereka nambang terus. IKN sudah berfungsi. Jadi masalah nanti di Minerba. Itu saran kami,’’ pungkasnya. (*)
