iklan Ir. Ar. H. Ibnu Ziady MZ.,ST., MH., IAI
Ir. Ar. H. Ibnu Ziady MZ.,ST., MH., IAI

Oleh : Ir. Ar. H. Ibnu Ziady MZ.,ST., MH., IAI

Perkembangan urbanisasi yang pesat di kawasan perkotaan seringkali menyebabkan alih fungsi lahan, termasuk lahan rawa, yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan lingkungan dalam mengelola air secara alami. Daerah rawa yang secara alami berfungsi sebagai area resapan dan penyimpanan air kini banyak berubah menjadi kawasan terbangun. Tulisan ini mengkaji potensi optimalisasi fungsi daerah rawa di wilayah perkotaan sebagai alternatif sistem pengendalian banjir melalui pendekatan kolam retensi berbasis ekologi dan tata ruang berkelanjutan. Dengan pengelolaan yang terintegrasi, daerah rawa dapat menjadi solusi alami dan berkelanjutan untuk mengatasi persoalan banjir kota.

Perubahan tata guna lahan yang cepat di kawasan perkotaan menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya risiko banjir. Salah satu dampak signifikan dari urbanisasi adalah hilangnya fungsi ekologis daerah rawa. Rawa, sebagai bagian dari lahan basah, memiliki kemampuan alami dalam mengatur keseimbangan hidrologi, menyimpan kelebihan air, dan meredam limpasan air hujan.

BACA JUGA: Bakal Siapkan Big Data, SMSI Jambi Verifikasi Ulang Keanggotaan Berbasis Technologi Terkini

Pengendalian banjir selama ini cenderung mengandalkan pendekatan struktural seperti drainase beton dan kanal. Namun, pendekatan tersebut sering kali tidak cukup efektif jika tidak dibarengi dengan pengelolaan kawasan penampung air alami, seperti rawa dan lahan cekungan. Oleh karena itu, optimalisasi fungsi daerah rawa sebagai kolam retensi alami perlu dikembangkan sebagai alternatif dan pelengkap sistem pengendalian banjir di perkotaan termasuk di Kota Jambi.

Fungsi Ekologis dan Hidrologis Daerah Rawa

Daerah rawa memiliki fungsi ekologis dan hidrologis yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan alam dan kelangsungan hidup manusia. Fungsinya tidak hanya sebagai habitat alami, tetapi juga sebagai sistem penyangga banjir, penjernih air, dan penyimpan karbon.

BACA JUGA: Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Kota Jambi, Sy Fasha Diskusi Hangat dengan Masyarakat

Kerusakan atau alih fungsi rawa tanpa perencanaan yang berkelanjutan akan mengakibatkan gangguan ekologis dan bencana hidrologis seperti banjir, kekeringan, dan penurunan kualitas air. Oleh karena itu, upaya konservasi dan rehabilitasi rawa harus menjadi bagian integral dari perencanaan tata ruang kota dan wilayah.

Fungsi Ekologis Daerah Rawa, daerah rawa merupakan bagian dari ekosistem lahan basah yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi dan memainkan peranan penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Fungsi ekologis daerah rawa meliputi:

a. Habitat Keanekaragaman Hayati; Rawa menjadi tempat hidup bagi berbagai spesies tumbuhan, ikan, burung air, amfibi, dan mikroorganisme. Banyak spesies endemik dan langka bergantung pada keberadaan rawa sebagai tempat berkembang biak, mencari makan, dan berlindung.

BACA JUGA: Saat Hadiri Rapat Konsolidasi Nasional di Bali, Gubernur Al Haris Sampaikan Saran dan Usulan Kepada Beberapa Menteri

b. Penyeimbang Ekosistem; Daerah rawa membantu menjaga keseimbangan antara daratan dan perairan. Berfungsi sebagai zona transisi ekologis (ecotone) antara ekosistem perairan dan daratan, memperkaya biodiversitas.

c. Penjernih Alami; Vegetasi rawa dan tanah basah mampu menyaring polutan dan mengendapkan partikel sedimen. Proses biogeokimia dalam rawa (misalnya oleh mikroba) membantu mengurai limbah organik dan bahan kimia berbahaya seperti nitrogen dan fosfor.

d. Penyimpan Karbon ; Rawa menyimpan cadangan karbon dalam jumlah besar dalam bentuk bahan organik di tanahnya. Mencegah pelepasan karbon ke atmosfer sehingga berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim.

e. Penyeimbang Suhu Mikroklimat ; Rawa menciptakan efek pendinginan lokal dan mengurangi efek pulau panas perkotaan (urban heat island effect).

Fungsi Hidrologis Daerah Rawa. Dari sudut pandang hidrologi, rawa memiliki peran penting dalam pengaturan siklus air dan perlindungan terhadap bencana hidrometeorologis seperti banjir dan kekeringan. Fungsi-fungsi hidrologis tersebut mencakup:

a. Pengendalian Banjir; Rawa berfungsi sebagai penyimpan air sementara ketika terjadi hujan lebat atau limpasan air dari hulu. Mampu menyerap kelebihan air dan melepaskannya secara perlahan ke aliran sungai, sehingga mengurangi risiko banjir mendadak.

b. Retensi dan Regulasi Aliran Air, Kemampuan tanah dan vegetasi rawa dalam menyerap air memungkinkan penyimpanan alami air hujan (fungsi seperti kolam retensi). Memperlambat laju aliran air menuju sungai, sehingga menunda puncak banjir dan mengurangi erosi.

c. Pengisian Air Tanah (Recharge) ; Air yang tersimpan di rawa secara bertahap meresap ke dalam tanah, memperkaya cadangan air tanah dangkal. Hal ini penting untuk menjaga ketersediaan air pada musim kemarau.

d. Menjaga Kualitas Air; Proses alami filtrasi dan sedimentasi membantu menyaring zat pencemar, logam berat, dan nutrien berlebih. Meningkatkan kualitas air permukaan dan mencegah eutrofikasi di badan air hilir.


Berita Terkait



add images