iklan Ilustrasi.
Ilustrasi.

JAMBIUPDATE.CO, MUARASABAK – Memasuki puncak musim kemarau, suhu di wilayah Kabupaten Tanjabtim telah mencapai 38°C. Sesuai data rekonsiliasi dari BNPB, potensi bahaya utama yang mengancam saat ini adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 

Menyikapi kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Tanjabtim melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bergerak cepat dengan menetapkan status siaga darurat karhutla.

BACA JUGA: Karhutla di Sungai Gelam Semakin Meluas, Sudah 150 Hektar Lahan Hangus Terbakar

BPBD Tanjabtim telah membentuk sejumlah posko siaga, yakni Posko Induk di Kantor BPBD serta Posko Lapangan di Kecamatan Mendahara Ulu, Dendang, Berbak, dan Sadu. Posko-posko ini menjadi pusat koordinasi dan pengawasan wilayah rawan kebakaran.

"Patroli rutin telah kami mulai sejak 10 Juli dan akan berlangsung selama 20 hari ke depan. Tim terdiri dari tiga personel BPBD yang menggunakan motor dengan perlengkapan pemadam lengkap, dan didampingi oleh unsur TNI dan Polri," ungkap Plt. Kalaksa BPBD Tanjabtim, Indra S. Gunawan.

BACA JUGA: Mulai 1 Oktober 2025, OJK Terapkan Penilaian PKK untuk Sektor Kripto dan Keuangan Digital

Selain karhutla, masyarakat juga diimbau untuk lebih waspada terhadap potensi kebakaran permukiman, terutama yang berkaitan dengan aliran listrik selama musim kemarau berlangsung.

Hingga pertengahan Juli, tercatat satu kejadian karhutla di Kecamatan Geragai pada bulan Juni lalu, dengan luas lahan terbakar sekitar dua hektar milik warga. Sementara pada Minggu (20/7) malam, kebakaran juga terjadi di wilayah Londrang, Kabupaten Muaro Jambi. 

Meski belum menjalar ke wilayah Tanjabtim, BPBD telah menyiagakan tim di perbatasan untuk mengantisipasi pergerakan api. Informasi terakhir menyebutkan, petugas di Muaro Jambi telah melakukan proses pendinginan.


Berita Terkait



add images