Pertama, kalian mahasiswa harus aktif berorganisasi akan banyak manfaat nya, salah satu yang pasti terjadi ketika ada persoalan musibah dan lain-lain, yang pertama menolong adalah teman kalian yang ada di organisasi organisasi. Sosialisasi Empat Pilar ini menjawab akan keresahan karena pemimpin terkesan "tidak peduli" dengan Pancasila, banyak pembelajaran yang dulu fokus ke Pancasila sekarang terkikis, seperti PMP (pendidikan moral pancasila), P4 (pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila) dan lain-lainya. Dalam kehidupan pemimpin itu pelengkap, yang ada untuk memberikan arahan untuk kebaikan.
Pada kesempatan sosialisasi 4 pilar kebangsaan, Dr. H. Syarif Fasha, SE., ME menjelaskan sebagai berikut:
1. Pancasila, merupakan dasar dan ideologi negara yang menjadi panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), menjadi dasar hukum tertinggi yang mengatur sistem ketatanegaraan, hak dan kewajiban warga negara, serta prinsip-prinsip pemerintahan.
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, bukan negara federasi, yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya namun tetap satu.
4. Bhinneka Tunggal Ika, semboyannya yang berarti ”Berbeda-beda tetapi tetap satu”, menggambarkan keberagaman masyarakat Indonesia yang tetap bersatu dalam kerangka NKRI.
Beberapa fungsi 4 pilar kebangsaan dan yang terus digaungkan, diantaranya:
a) Sebagai tiang penyangga yang kokoh agar rakyat Indonesia merasa aman, nyama, tentram dan sejahtera.
b) Sebagai dasar untuk mempersatukan dan membangun bangsa Indonesia.
c) Meningatkan kembali kepada seluruh komponen bangsa agar pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara terus berjalan.
d) Menjaga moralitas generasi penerus bangsa tetap terjaga walaupun adannya gempuran budaya asing.
e) Mencegah paham radikalisme di Indonesia.
Kegiatan dilanjutkan dengan Sesi Tanya Jawab Seputar Empat Pilar Kebangsaan serta Diskusi Terkait Energi dan Lingkungan Hidup.
Vira, salah seorang mahasiswa yang menjadi perserta kegiatan tersebut, dalam sesi diskusi menyampaikan keluhan masyarakat terkait sulitnya mendapatkan gas LPG 3 kg.
“Kami masih sering mendengar keluhan masyarakat, terutama di daerah Saya Tanjab Timur, masih susah mendapatkan gas 3 Kg,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Fasha mengatakan, Tanjabtim merupakan daerah penghasil gas, kita mendorong bisa menggunakan Jargas.
“Kita sekarang menunggu usulan Bupati soal sambungan jargas. Dengan adanya jargas dapat membantu mayarakat karena bisa menghemat biaya penggunaan gas. Jargas ini bayar Rp. 40 ribu sebulan, 24 jam bisa dipakai, dan tidak berbahaya. Daerah, ini harus dimanfaatkan untuk menghemat penggunaan gas 3 kg, hal ini sebagai jawaban atas kelangkaan dan mahalnya harga LPG 3 kg di sejumlah daerah di Provinsi Jambi,” jawabnya. (*)
