Efek dari berkurangnya pendapatan hotel menyebabkan terjadi pengurangan karyawan di hotel. Dengan sistem dirumahkan sementara dan ada opsi dipanggil kembali. Menurut Yudhi, pengurangan sudah terjadi, tidak ada lagi pemakaian tenaga harian lepas (daily worker).
"Terjadi pekerja yang dirumahkan, jumlahnya belum bisa kami sampaikan deti. Yang jelas saat ini membuat penambahan jam kerja, penambahan multi talent satu orang bisa mengerjakan dua sampai tiga bagian," sampai Yudhi.
Yudhi berharap salah satu solusi menjaga keberlangsungan hotel di Jambi agar tidak bergantung dengan segmentasi pemerintah, adalah dengan menciptakan ekosistem pariwisata yang menarik.
"Penting membuat daya pikat pariwisata agar wisatawan berbondong-bondong ke Jambi, sehingga sektor hotel tak lagi mengandalkan pendapatan dari pemda. Karena aksesibiltas ke Jambi telah mulai membaik dari sektor tersambungnya tol dan udara," kata Yudhi.
Adapun jumlah anggota PHRI Jambi saat ini dari Homestay hingga Hotel bintang 5 berjumlah 110 perusahaan.
"Kami harap ada kebijakan yang bisa melegakan sektor perhotelan seperti semula," katanya.
Salah seorang ASN Pemprov Jambi juga pesimis arahan Mendagri akan bisa dijalankan pemda. Sebab, kondisi anggaran pemda sudah habis dan tak ada peruntukan untuk rapat di hotel.
"Jika cuma arahan saya apatis bisa terjadi, karena anggaran pemda saja sudah habis. Tak ada lagi untuk hotel, harusnya memang ada Peraturan Menteri yang atur agar Pemda di daerah menyesuaikan lewat APBD Perubahnnya," kata ASN yang tak mau dicantumkan namanya ini.
